Universitas Airlangga Official Website

Upaya Percepatan Penurunan Stunting dengan Pendekatan Keluarga Berisiko Stunting

Ilustrasi oleh makassar.terkini.id

Triple burden of malnutrition atau tiga beban malnutrisi adalah kondisi yang mengacu pada kekurangan, kelebihan, dan ketidakseimbangan asupan gizi. Malnutrisi yaitu kurang gizi yang mencakup stunting/kerdil (tinggi badan rendah menurut usia), wasting/kurus (berat badan rendah menurut tinggi badan), underweight/kekurangan berat badan (berat badan rendah menurut usia) dan defisiensi mikronutrien (kekurangan vitamin dan mineral penting) serta kelebihan berat badan, obesitas, dan penyakit tidak menular yang berhungan dengan pola makan (seperti penyakit jantung, stroke, dan kanker). Di Indonesia 30,8% balita mengalami stunting (pendek dan sangat pendek),10,2% balita mengalami wasting (kurus dan sangat kurus), 35,4% orang dewasa memiliki stastus gizi lebih (overweight dan obesitas), dan sebanyak 48,5% ibu hamil mengalami anemia.

Stunting adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat sehingga pemerintah mentargetkan prevalensi stunting turun menjadi 14 % pada tahun 2024. Jumlah keluarga berisiko stunting juga masih tinggi yaitu mencapai 21,9 juta berdasarkan pendataan keluarga (PK 21). Stunting adalah anak balita dengan nilai z-score kurang dari -2.00 SD/ standar deviasi (stunted) dan kurang dari -3.00 SD (severely stunted). Target pemerintah menurunkan prevalensi stunting menjadi 14 % pada tahun 2024. Upaya untuk pencegahan stunting antara lain adalah melakukan pendekatan keluarga berisiko stunting. Jumlah keluarga berisiko stunting berdasarkan pendataan keluarga (PK 21) masih tinggi yaitu mencapai 21,9 juta keluarga.

Keluarga berisiko stunting adalah keluarga yang memiliki satu atau lebih faktor risiko stunting yang terdiri dari keluarga yang memiliki anak remaja puteri/calon pengantin/Ibu Hamil/anak usia 0 – 23 bulan/anak usia 24 – 59 bulan berasal dari keluarga miskin, pendidikan orang tua rendah, sanitasi lingkungan buruk, dan air minum tidak layak. Untuk menurunkan stunting diperlukan intervensi spesifik sebesar 30 % dan intervensi sensitive sebesar 70 %. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor pendukung dalam upaya percepatan penurunan stunting dengan pendekatan keluarga berisiko stunting di Kabupaten Jombang Jawa Timur. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan rancangan studi kasus dan jenis data adalah primer dan sekunder. Sasaran program adalah ibu hamil, ibu menyusui, anak usia 0-23 bulan, remaja putri dan wanita usia subur serta anak usia 24-59 bulan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan kasus stunting dari tahun 2020 ke tahun 2021 di Kabupaten Jombang dengan strategi yang diterapkan adalah edukasi kesehatan melalui kemandirian keluarga, gerakan masyarakat hidup sehat, gerakan seribu hari pertama kehidupan dan revitalisasi Posyandu. Keberhasilan program ini berkat dukungan dari kebijakan Pemerintah Kabupaten Jombang dan melibatkan berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

Penulis: Dr. dr. Widati Fatmaningrum, MKes., SpGK.

Link Jurnal: https://e-journal.unair.ac.id/MGI/article/view/40717/23520