Universitas Airlangga Official Website

Konferensi Nasional FPCI UNAIR Proyeksikan Peran dan Tantangan Keketuaan Indonesia di ASEAN

UNAIR NEWSFPCI (Foreign Policy Community Indonesia) Chapter Airlangga sukses menggelar acara FP-CON! (Foreign Policy Conference) 2023 pada Sabtu (1/4/2023). Konferensi nasional bertajuk Indonesia ASEAN Chairmanship 2023: An Integrative and Inclusive ASEAN, acara tersebut menghadirkan Fadhila Inas Pratiwi SHubInt MA dosen hubungan internasional UNAIR, Dr Randy W. Nandyatama pemateri tamu dari UGM, serta Faudzan Farhana SH LL M pemateri tamu dari BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional).

Peran Indonesia

Fadhila, selaku pemateri pertama menerangkan bahwa Indonesia memiliki peran penting serta komitmen yang begitu besar dalam keketuaannya di ASEAN. Buktinya, Indonesia tercatat telah memegang peranan itu sebanyak lima kali, yakni pada tahun 1976, 1991, 2003, 2011, dan tahun 2023 ini.

“Indonesia terkenal memiliki komitmen tinggi di ASEAN. Indonesia terbukti sudah beberapa kali memegang keketuaan ASEAN, bahkan juga menjadi founder dari ASEAN,” ujarnya.

Di tahun ini, sambung Dhila, keketuaan Indonesia berjalan beriringan dengan situasi global yang begitu dinamis. Terlebih lagi, saat ini, banyak negara besar yang saling bersaing untuk menancapkan pengaruh di ASEAN.

“Oleh karena itu, dalam ASEAN Chairmanship kali ini, Indonesia memikul tugas untuk menavigasi negara-negara yg berkompetisi menancapkan pengaruhnya di ASEAN, seperti Rusia, US, dan Cina,” ujar alumnus University of Birmingham itu.

Senada dengan Dhila, Randy sebagai pemateri kedua menambahkan bahwa komitmen Indonesia sebagai bagian dari ASEAN sangatlah besar. Terbukti, setiap kali Indonesia memikul keketuaan ASEAN, Indonesia selalu menciptakan fondasi penting di dalamnya.

“Selalu ketika Indonesia menjadi ketua ASEAN, selalu menciptakan fondasi penting dalam kebijakan institusinya, misalnya dengan dicetuskannya Treaty of Amity and Cooperation tahun 1976,” jelasnya. “Jadi, peran Indonesia itu bukan kaleng-kaleng,” imbuh Randy.

4 Tantangan

Faudzan  Farhana, mengatakan, sebagai ketua ASEAN, Indonesia harus memastikan bahwa ASEAN menjadi kawasan yang stabil dan damai.

Dalam keketuaannya, Indonesia juga berperan dalam menjaga sentralitas ASEAN, yakni tidak menjadi proxy bagi negara lain, menjaga perdamaian internal di ASEAN, serta membawa nilai-nilai demokrasi dan human rights di ASEAN. Akan tetapi, jalannya keketuaan Indonesia di ASEAN juga tidak terlepas dari tantangan.

Dalam konferensi nasional itu Faudzan mengatakan, setidaknya terdapat empat tantangan yang harus dihadapi Indonesia. Pertama, adanya kekuatan besar yang semakin hari semakin memanas. Kedua, adanya masalah politik dan keamanan di antara negara-negara di ASEAN, misalnya saja konflik Laut Cina Selatan.

Selain itu, pemulihan ekonomi pasca-pandemi juga menjadi tantangan khusus, termasuk adanya stagnasi ekonomi, banyaknya pemutusan hubungan kerja, dan penurunan angka investasi.

Pada akhir, Faudzan menyebutkan bahwa dampak krisis antara Rusia dan Ukraina yang sempat memanas juga menjadi tantangan lantaran berpotensi memperburuk kondisi ekonomi di ASEAN.

“Adanya efek dari konflik Rusia-Ukraina juga menjadi tantangan, yang mana konflik itu bisa memperburuk kondisi ekonomi, berpotensi meningkatkan resesi ekonomi, serta menimbulkan krisis pangan,” tegasnya. (*)

Penulis: Yulia Rohmawati

Editor: Binti Q. Masruroh