Universitas Airlangga Official Website

Menjadi Delegasi Termuda SAYEF, Mahasiswa FH UNAIR Angkat Isu Transisi Energi dari Perspektif Pemuda

UNAIR NEWS – Mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) kembali menunjukkan eksistensinya di kancah internasional. Kirani Bararah, mahasiswa fast track Fakultas Hukum (FH) terpilih menjadi pembicara mewakili Indonesia dalam Southeast Asia Youth Energy Forum (SAYEF). Acara itu berlangsung di Bali Nusa Dua Convention Center, Kamis (24/7/2023) hingga Sabtu (26/7/2023).

SAYEF merupakan forum pemuda ASEAN+6 yang membahas perkembangan energi di masing-masing negara. Acara ini diselenggarakan oleh ASEAN Ministers on Energy, yang dikelola oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia (ESDM RI) dan United States Agency for International Development Sustainable Energy for Indonesia’s Advancing Resilience (USAID SINAR). Kali ini, SAYEF memiliki tiga pilar utama. Yakni, energi terbarukan, energi efisiensi dan konservasi, serta interkonektivitas dan teknologi ramah lingkungan.

Tercatat sebanyak 20 perwakilan pemuda dari ASEAN dan negara lainnya menjadi delegasi dalam acara ini. Dalam hal ini, setiap negara merujuk dua orang pemuda sebagai perwakilan menjadi pembicara dalam forum itu.

Tidak hanya itu, mulai dari perwakilan Kementerian ESDM, Pertamina, Bappenas, hingga International Energy Agency (IEA), SDG 7 Youth Constituency Uni Emirat Arab, dan Society of Renewable Energy (SRE), Bahkan hingga United Nations Climate Change Conference (UNFCCC),  UNICEF Young People, Malaysia Youth Council (MYC), US Department of Energy (DOE) turut hadir dalam acara tersebut.

Peran Pemuda dalam Transisi Energi

Kirani, panggilan akrabnya, dalam forum ia menyinggung soal komitmen ASEAN untuk meningkatkan peran pemuda dalam transisi menuju energi berkelanjutan dan berkeadilan.

Tujuannya, kata Kirani, untuk meningkatkan peran pemuda dalam penyediaan energi bersih dan transisi energi berkelanjutan dan berkeadilan. Selain itu, untuk mendukung komitmen ASEAN dalam mewujudkan ketahanan energi berkelanjutan melalui meningkatkan interkonektivitas dan mempercepat transisi energi.

“Aku melihat pemuda mempunyai potensi besar untuk berperan aktif dalam transisi energi. Mulai dari pendidikan dan pengembangan pengetahuan, hingga pengoperasian jaringan listrik cerdas dan keterlibatan dengan lembaga-lembaga yang sadar lingkungan,” ungkap Kirani kepada UNAIR NEWS dalam sesi wawancara.

“Generasi muda memiliki kekuatan untuk mewujudkan hasrat mereka menjadi tindakan. Namun, bagaimana kita dapat menciptakan visi dan menginspirasi generasi muda untuk bekerja secara kolaboratif? Bagaimana kita dapat memastikan banyaknya berita dan informasi yang menjunjung tinggi ide-ide berani untuk mendorong aksi iklim? Itulah yang saya tekankan pada forum saat penyampaian gagasan,” imbuhnya.

Kirani Bararah mahasiswa FH UNAIR mempresentasikan isu transisi energi dari perspektif pemuda. (Foto: Dokumen Pribadi)

Menurut Kirani, pemuda dapat berkontribusi dengan meningkatkan kesadaran rekan mereka perihal urgensi praktik energi berkelanjutan. Selain itu, partisipasi aktif kaum muda sangat penting untuk keberhasilan transisi dari energi fosil ke energi terbarukan, efisiensi energi dan konservasi, serta teknologi ramah lingkungan yang memajukan pekerjaan ramah lingkungan.

Lebih lanjut, munculnya pengetahuan baru dan terobosan teknologi telah menciptakan peluang kerja yang belum pernah ada sebelumnya. Khususnya di bidang energi terbarukan dan praktik berkelanjutan.

Mewakili Pemuda

Menjadi peserta delegasi termuda, Kirani harus melakukan ekstra riset tentang gagasan yang akan disampaikan agar mampu merepresentasikan perspektif pemuda di sektor energi.

Menurut Kirani, forum ini merupakan bukti nyata bahwa partisipasi generasi muda dalam transisi dan perjuangan energi melawan perubahan iklim. Oleh karena itu, forum ini diharapkan dapat menyoroti isu iklim tindakan di ASEAN. Yaitu dengan melibatkan pemuda, prestasi, dan berbagai peluang lainnya di sektor energi.

“Forum ini bermanfaat karena secara nyata mengakomodir perspektif dan suara perwakilan pemuda di negara-negara ASEAN. Sehingga, dapat menjadi acuan bagi para pemangku kepentingan ASEAN dalam hal pembuatan deklarasi mengenai peningkatan keamanan energi berkelanjutan di kawasan ASEAN melalui interkonektivitas,” pungkas mahasiswa FH UNAIR itu sebagai pembicara di SAYEF.

“Dari apa yang saya sampaikan pada forum ini soal peran penting pemuda dalam sektor transisi energi, saya berharap pemuda dapat terlibat secara nyata setelah forum ini selesai,” tutupnya pada akhir sesi wawancara. (*)

Penulis : Aidatul Fitriyah

Editor : Binti Q Masruroh