Universitas Airlangga Official Website

Distress Ibu Hamil dan Kaitannya dengan Preeklampsia

ilustrasi ibu hamil (aumber: halodoc)

Distress didefinisikan sebagai kondisi stres patologis yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Tekanan psikologis ibu selama kehamilan diartikan sebagai gangguan mental atau emosional yang terjadi pada ibu hamil sehari-hari. Meskipun kehamilan seharusnya menjadi saat yang penuh kebahagiaan dan kegembiraan, 10-20% ibu hamil mengalami tekanan psikologis. Distress pada ibu hamil dapat meningkatkan kejadian preeklamsia 1,88 kali lipat.

Preeklamsia merupakan komplikasi kehamilan yang paling sering menyebabkan kesakitan dan kematian pada ibu, yaitu sekitar 70.000 kematian di seluruh dunia. Stres secara langsung mengubah sumbu hipotalamus-hipofisis-adrenal (HPA), yang dapat menyebabkan peningkatan kadar kortisol dan mengubah imunitas seluler pada antarmuka ibu-janin. Teori psikoneuroimunologi menunjukkan adanya peran paparan stres pada masa kehamilan, proses adaptasi terhadap stres, dan dampak setelah paparan stres dengan kerentanan terjadinya preeklamsia.

Penelitian ini dilakukan secara cross-sectional di dua rumah sakit sekunder di Surabaya pada bulan Desember 2022 hingga Februari 2023. Dua puluh wanita dengan preeklampsia dan tujuh belas wanita non-preeklampsia sebagai kontrol dilibatkan dalam penelitian ini. Distress pada ibu diukur menggunakan kuesioner PSS dan DASS-21 yang dilaporkan sendiri.

Wanita dengan preeklamsia secara signifikan lebih depresi dan stres dibandingkan kelompok kontrol, sementara tidak ada perbedaan skor kecemasan yang signifikan antar kelompok. Distress ibu yang diukur dengan skor PSS berkorelasi positif dengan kejadian preeklamsia (p<0.05; β-value 0.742).

Kondisi ini dapat dijelaskan dengan konsep stres, dimana kondisi stres psikologis dapat mengaktifkan aksis HPA ibu dan aktivitas simpatis yang dapat menyebabkan vasokonstriksi yang merupakan kunci patogenesis preeklampsia. Kondisi distress seperti depresi, kecemasan dan stres pada masa kehamilan dapat memicu kejadian preeklampsia dengan meningkatkan kadar kortisol dalam sirkulasi dan juga plasenta serta menurunkan sensitivitas limfosit terhadap glukokortikoid.

Meningkatnya kortisol pada plasenta dapat menyebabkan hipoksia intermiten plasenta, yang nantinya dapat menjadi iskemia plasenta. Iskemia plasenta merupakan kondisi utama pada preeklampsia yang dapat menyebabkan transkripsi faktor antiangiogenik dan menyebabkan disfungsi endotel serta munculnya tanda dan gejala preeklampsia.

Penulis: Prof. Dr. Gatot Soegiarto, dr., Sp.PD, K-AI

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

Khalida, S.N, Dachlan, E.G, Soegiarto, G. 2023. Maternal distress during pregnancy related to preeclampsia. Bali Medical Journal 12(3): 2451-2455. DOI: 10.15562/bmj.v12i3.4715

Baca Juga: Komplikasi Infeksi pada Penyakit Ginjal Kronik Anak