Penulis: Rafli Noer Khairam
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga (UNAIR) memiliki program studi S1 Bahasa dan Sastra Indonesia. Program studi ini berdiri pada tahun 1988. Pada waktu itu, prodi Bahasa dan Sastra Indonesia masih menjadi milik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Kemudian, pada tahun 1999 prodi ini beralih menjadi di bawah naungan Fakultas Sastra. Hingga pada tahun 2008, Fakultas Ilmu Budaya berdiri dan program studi Bahasa dan Sastra Indonesia secara resmi menjadi bagian dari FIB sampai saat ini.
Sehingga, kajian bahasa dan sastra Indonesia akan selalu menjadi hal yang fundamental dalam ilmu humaniora. Bahasa dan karya sastra mampu merekam berbagai fenomena kebudayaan dan humanisme. Tidak hanya itu, mengkaji bahasa dan sastra Indonesia merupakan manifestasi dalam rangka menjaga identitas bangsa. Oleh sebab itu, studi bahasa dan sastra Indonesia harus tetap eksis dan mutakhir.
Prodi Tawarkan Tiga Peminatan
Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia menawarkan tiga peminatan yang dapat mahasiswa pilih di antaranya linguistik, sastra, dan filologi. Melalui linguistik, mahasiswa akan belajar mengenai seluk-beluk dan persoalan mengenai bahasa serta studi interdisipliner di dalamnya. Melalui sastra, mahasiswa akan belajar teori dan praktik penulisan karya sastra secara langsung. Selain itu, mahasiswa juga dapat belajar pentas drama melalui mata kuliah dramaturgi. Terakhir, melalui filologi mahasiswa akan belajar tentang naskah-naskah kuno.
Di samping tiga peminatan tersebut, program studi Bahasa dan Sastra Indonesia juga menawarkan kajian kebudayaan dan humanisme secara luas, baik itu budaya lokal maupun budaya urban. Dengan demikian, mahasiswa tidak akan hanya memiliki kemampuan mengenai kebahasaan saja, tetapi juga pemahaman tentang budaya dan humanisme.
Lebih lanjut lagi, program studi Bahasa dan Sastra Indonesia telah mendapatkan akreditasi internasional pada tahun 2022 dari FIBAA (Foundation for International Business Administration Accreditation). (*)
