Universitas Airlangga Official Website

Faktor Risiko Lingkungan Terhadap Tuberkulosis

IL by Hello Sehat

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan merupakan penyebab utama masalah kesehatan dunia. Mycobacterium tuberculosis sering menyerang paru-paru tetapi juga menyerang organ tubuh lainnya. TB merupakan salah satu dari 10 penyebab kematian teratas dan diperkirakan telah menginfeksi sepertiga populasi dunia. Laporan Tuberkulosis Dunia menunjukkan bahwa ada total 10 juta insiden dan yang menunjukkan bahwa total 400 kasus positif TB paru didapatkan dari setiap 100.000 penduduk. Menurut penelitian kesehatan dasar tahun 2018, prevalensinya adalah 321 per 100.000 orang.  Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa faktor lingkungan merupakan media penularan utama TB. Selain bakteri, lingkungan rumah adalah struktur fisik yang digunakan orang sebagai tempat tinggal. Faktor lingkungan fisik, seperti tingkat pencahayaan, kepadatan rumah, luas ventilasi, dan jenis lantai sangat mempengaruhi keberadaan bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko lingkungan fisik yaitu ventilasi, kepadatan rumah, dan pencahayaan, serta menguji sensitivitasnya terhadap TB.

Penelitian ini mengunakan metode meta-analisis dengan teknik PICOS, yaitu menggabungkan dua atau lebih hasil penelitian yang sejenis untuk mendapatkan kombinasi data kuantitatif dengan hipotesis yang sama untuk mencapai suatu kesimpulan. Sebanyak 11 jurnal sumber perpustakaan utama digunakan dalam kompilasi penelitian ini. Artikel diperoleh dari proses pencarian di Google scholar dan Sciencedirect dengan kata kunci: faktor risiko, lingkungan fisik, dan TB. Semua makalah yang dikumpulkan memiliki struktur artikel lengkap dengan teks lengkap. Hasil pencarian kemudian disaring berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan yaitu terbitan antara tahun 2015-2021, tersedia full text, memiliki data statistik cross sectional, variabel bebas meliputi ventilasi, kepadatan rumah, dan penerangan, sedangkan konsumsi dijadikan sebagai variabel terikat.

Faktor ventilasi dengan Tuberkulosis (TB),  estimasi Prevalensi Ratio (PR) berdasarkan model Fixed Effect (FE). 95% CI sebesar 0,92 dengan kisaran dampak -2,55 – 4,39. Selanjutnya, PR yang terkumpul = dan0,92 = 2,509, menunjukkan ventilasi meningkatkan risiko TB sebesar 2,509 kali. Orang yang memiliki ventilasi yang tidak memadai 2,509 kali lebih berisiko terkena TB dibandingkan orang lain dengan ventilasi yang memadai. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1077 Tahun 2011 mengungkapkan bahwa pertukaran udara yang tidak memenuhi syarat dapat menyebabkan tumbuhnya mikroorganisme dengan subur sehingga mengganggu kesehatan manusia.

Faktor kepadatan rumah dengan Tuberkulosis (TB), estimasi nilai PR berdasarkan model FE adalah 95% CI sebesar 1,33 dengan kisaran dampak 1,10 – 1,56. Selanjutnya hasil petak hutan menunjukkan pooled PR = e1.33 = 3,781. Temuan ini menunjukkan bahwa kepadatan rumah yang tidak memenuhi syarat meningkatkan risiko TB sebesar >3.781 kali dibandingkan dengan kepadatan rumah.  Masyarakat yang kepadatan huniannya tidak memenuhi syarat berisiko 3,781 kali lebih besar terkena TB dibandingkan dengan yang memenuhi syarat.

Faktor pencahayaan dengan Tuberkulosis (TB), estimasi nilai PR berdasarkan Model FE adalah 95% CI sebesar 1,08 dengan kisaran dampak 0,27 – 1,88. Selanjutnya diperoleh pooled PR = e1.08 =2.944, Hal ini menunjukkan bahwa intensitas pencahayaan yang tidak memenuhi syarat meningkatkan risiko TB sebesar 2,944 kali. Orang yang memiliki intensitas pencahayaan yang tidak memenuhi syarat 2,944 kali lebih berisiko terkena TB dibandingkan dengan yang memenuhi standar.  Ventilasi yang memungkinkan radiasi masuk secara langsung maupun tidak langsung, terutama cahaya alami yang dapat membunuh  kuman. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa kuman TBC dapat bertahan hidup selama bertahun-tahun, dan mati ketika terkena sinar matahari, Lysol, dan asam karbol.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor risiko tertinggi terjadinya TB Paru kalau diurutkan dari yang tertinggi kepadatan rumah (>3.781), pencahayaan (2,944)  dan terakhir ventilasi (2,509).  Upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan faktor risiko kepadatan rumah adalah dengan memastikan luas lantai dan jumlah penghuni rumah memenuhi standar kebutuhan. Disarankan juga untuk meningkatkan layanan promosi dengan memberikan informasi tentang TB, seperti kesehatan melalui media sosial, leaflet, dan media lainnya. Kelayakan lingkungan dikaitkan dengan kondisi ekonomi keluarga, oleh karena itu perlu adanya peningkatan pendapatan dengan melatih pengusaha lokal.

Penulis: R. Azizah

Jurnal: META-ANALYSIS STUDY: ENVIRONMENTAL RISK FACTORS OF TUBERCULOSIS (TB)

https://e-journal.unair.ac.id/JKL/article/view/37904