Universitas Airlangga Official Website

Gandeng Heinrich-Heine Universität Düsseldorf, Psikologi UNAIR Ungkap Pentingnya Deteksi Dini Kesehatan Mental

Pemaparan materi oleh dr. Frauke Schultze-Lutter dari Heinrich-Heine Universität Düsseldorf bersama Tri Kurniati Ambarini MPsi.Psikolog. (Foto: Istimewa)
Pemaparan materi oleh dr. Frauke Schultze-Lutter dari Heinrich-Heine Universität Düsseldorf bersama Tri Kurniati Ambarini MPsi.Psikolog. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Permasalahan kesehatan mental kerap menjadi permasalahan yang dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Pandangan tersebut disebabkan karena adanya ketidakpahaman masyarakat mengenai kesehatan mental. Nyatanya, permasalahan kesehatan mental membawa dampak yang besar bagi keberlangsungan hidup manusia. 

Senada dengan hal tersebut, Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (FPsi UNAIR) menggelar workshop bertajuk “Early Detection on Mental Health Problems Among Children and Adolescents”. Workshop tersebut berlangsung di Aula Excellence With Morality, Fakultas Psikologi Universitas Airlangga pada Jumat (19/1/2024).  

“Gelaran workshop ini tak hanya bertujuan untuk memberikan edukasi betapa pentingnya deteksi dini kesehatan mental baik anak-anak maupun dewasa, namun juga hasil kolaborasi antara dr Frauke dan Tri Kurniati Ambarini MPsi. Psikolog dan Fakultas Psikologi UNAIR,” tutur Prof. Dr. Suryanto MSi Psikolog, selaku Dekan Fakultas Psikologi UNAIR. 

Melalui wawancara eksklusif dengan UNAIR NEWS, Prof Suryanto menerangkan, gelaran workshop tersebut menjadi momen pendirian pusat riset kesehatan mental dalam deteksi dini psikosis pertama di UNAIR. Ia menilai bahwa pendirian pusat riset tersebut merupakan hal penting untuk melihat permasalahan kesehatan mental di masyarakat. 

“Gejala-gejala psikotik ini telah menyebar di berbagai lapisan baik di lingkungan pendidikan seperti sekolah, masyarakat, dan pekerjaan. Hal ini mendorong Fakultas Psikologi UNAIR untuk mendirikan pusat riset deteksi dini psikosis. Nantinya, menjadi solusi untuk menyelesaikan masalah kesehatan mental pada masyarakat,” terangnya. 

Prof Suryanto menambahkan, dalam hal ini Fakultas Psikologi UNAIR berkolaborasi dengan dr. Frauke Schultze-Lutter dari Heinrich-Heine Universität Düsseldorf untuk membantu dalam pengembangan pusat riset deteksi psikosis di UNAIR. Kolaborasi Psikologi UNAIR dengan Heinrich-Heine Universität Düsseldorf telah terjalin sejak lama. 

“Fakultas Psikologi UNAIR memang telah bekerja sama dengan Heinrich-Heine Universität Düsseldorf sejak tahun 2019. Kerja sama tersebut berupa riset, penelitian, karya ilmiah serta publikasi. Dalam catatan, dr Frauke sendiri mendapatkan indeks Scopus dengan skor 56,” imbuhnya. 

Sesi foto bersama peserta dan pembicara. (Sumber: Istimewa)

Sementara itu, Tri Kurniati Ambarini MPsi Psikolog selaku inisiator Pusat Riset itu menjelaskan bahwa psikosis menurut American Psychiatric Association (APA) dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Health Disorder merupakan salah satu gangguan manusia untuk memiliki kemampuan membedakan realitas. Umumnya, orang dengan psikosis ditandai dengan adanya simtom delusi dan halusinasi.

Rini menambahkan, hal ini yang menyebabkan pentingnya deteksi sedari dini untuk menangani kasus psikosis. Menurutnya, hal ini dapat membantu mencegah adanya keparahan dari orang-orang yang memiliki gejala psikosis. 

Pada akhir, ia berharap bahwa dengan gelaran workshop ini dapat meningkatkan awareness masyarakat dengan kesehatan mental tak terkecuali kalangan anak muda dan tua. Kesehatan mental bukanlah hal yang dapat dipandang sebelah mata. 

“Dengan ini, harapannya Fakultas Psikologi UNAIR dapat meningkatkan kolaborasi dalam menangani permasalahan psikosis terutama lintas rumpun ilmu seperti Fakultas Kedokteran. Sehingga bentuk kolaborasi ini dapat menjadi penyelesaian permasalahan psikosis di Indonesia,” tegasnya. 

Penulis: Satrio Dwi Naryo

Editor: Khefti Al Mawalia