Universitas Airlangga Official Website

Insektisida Karbofuran Meningkatkan Kematian Sel Hati Anak Ayam

Karbofuran. (Sumber: kabartani.com)

Peningkatan produksi pertanian dan perkebunan saat ini sedang giat dilakukan seperti pengendalian gangguan hama penyakit tanaman. Gulma atau tumbuhan pengganggu yang dapat menyebabkan penurunan kuantitas maupun kualitas produksi. Pestisida yang masuk ke dalam ekosistem pertanian selain mempunyai dampak positif juga meninggalkan dampak negatif. Dampak negatif yang ditimbulkan berasal dari sifat racun pestisida dan kurangnya pengetahuan petani pengguna pestisida. Pestisida juga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan yang mencakup kontaminasi terhadap air permukaan, air tanah dan udara. Hal yang lebih mengkhawatirkan adalah terbunuhnya predator serangga dan organisme bukan sasaran pestisida. Serta membentuk residu pada lingkungan yang berakibat fatal bagi kelangsungan hidup makhluk yang tinggal di area pencemaran.

Golongan karbamat seperti karbaril dan karbofuran banyak digunakan dalam bidang pertanian. Karena efek toksik yang ditimbulkan lebih rendah dibanding golongan lainnya. Karbofuran sangat toksik pada burung dan ayam, sebutir granul karbofuran sudah dapat mematikan seekor burung kecil. Pencemaran karbofuran pada bangsa burung elang ditemukan banyak kematian. Residu pada karkas dan penurunan aktifitas Choline Esterase (ChE) cairan otak burung elang yang mati delapan jam setelah mengkonsumsi pakan yang mengandung karbofuran.

Karbofuran mempunyai mekanisme kerja menghambat aktifitas ChE pada system saraf manusia, vertebrata dan serangga. ChE merupakan enzim yang berperan dalam hidrolisis neurotransmitter acethylcholine menjadi choline dan asam asetat serta terlibat dalam mekanisme regulasi proliferasi dan diferensiasi sel. Hati merupakan organ yang peka terhadap pengaruh cukup banyak zat kimia seperti insektisida. Kerentanan ini berdasarkan posisinya dalam sirkulasi cairan tubuh. Hati dapat mudah berhubungan melalui vena portae dengan zat yang diserap dari lambung-usus. Pemaparan lindane pada hewan coba tikus, mencit dan anjing mengakibatkan kerusakan hati, ginjal dan sistem syaraf. Kerusakan pada hati ini berjalan seiring dengan nekrosis (kematian sel) dan perlemakan hati (penimbunan trigliserida) di dalam sel hati.

Adanya zat toksik yang dibawa dalam aliran darah, maka yang pertama kali mengalami nekrosis adalah sel-sel hati di sekitar vena sentralis. Bila dosis zat racun tersebut ditambah, maka akan terjadi nekrosis merata didalam lobuli hati, termasuk sekitar segitiga Kiernan. Akibat dari residu karbofuran pada kuning telur maka dapat diperkirakan akan terjadi kelainan organ hati pada saat umur satu hari dan kelainan ini akan berlanjut pada perkembangan selanjutnya (umur dua minggu). Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh pemaparan karbofuran pada masa embrional yang dapat mengakibatkan kematian sel-sel hati di sekitar vena sentralis dan segitiga Kiernan pada ayam umur satu hari dan pada ayam umur dua minggu.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemaparan karbofuran pada masa embrional terhadap gambaran histopatologis organ hati ayam umur satu hari dan dua minggu setelah menetas. 60 butir telur ayam berembrio dari parent stock ayam pedaging dengan berat rata-rata 62.064 mg dibagi menjadi dua kelompok umur pengamatan satu hari dan dan dua minggu setelah menetas. Karbofuran dilarutkan dalam aquabidest lalu disuntikan ke kuning telur dengan dosis dosis 0.0106 mg/0.1 ml/butir (P1) dan 0.0127 mg/0.1 ml/butir (P2). Kelompok kontrol (P0) disuntik dengan aquabidest sebanyak 0.1 ml. Semua telur diinkubasikan dalam inkubator listrik sampai menetas. Koleksi organ hati anak ayam umur satu hari dan dua minggu untuk dilakukan pewarnaan HE.

Peubah yang diamati yaitu tingkat nekrosis sel-sel hati di vena sentralis dan segitiga Kiernan. Data dianalisis menggunakan Kruskal Wallis dilanjutkan dengan uji perbandingan berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok karbofuran dengan dosis 0.0106 mg/0.1 ml/butir memberikan pengaruh yang nyata terhadap nekrosis sel-sel hati di vena sentralis dan di segitiga Kiernan pada anak ayam umur satu hari. Pada ayam umur dua minggu kelompok karbofuran dengan dosis sebesar 0.0127 mg/0.1 ml/butir (P2) dan 0.0106 mg/0.1 ml/butir (P1) memberikan pengaruh yang signifikan dibanding kontrol P0 (p<0.05). Insektisida karbofuran dosis 0.0127 mg/0.1 ml/butir terbukti menyebabkan nekrosis sel hati di vena sentralis dan segitiga Kiernan anak ayam umur satu hari dan dua minggu yang dipapar masa embrional.

Penulis: Eka Pramyrtha Hestianah

Publikasi di jurnal:

Link artikel: GSC Biological and Pharmaceutical Sciences (GSCBPS)

https://gsconlinepress.com/journals/gscbps/content/histopathological-liver-one-day-old-and-two-week-old-chicks-exposed-carbofuran-during

https://gsconlinepress.com/journals/gscbps/sites/default/files/GSCBPS-2024-0101.pdf

Baca juga: Insektisida Karbofuran Meningkatkan Kematian Sel Otak Kecil Anak Mencit