Universitas Airlangga Official Website

Keberagaman Gender di Dewan Direksi dan Keterlambatan Laporan Audit

Keberagaman Gender di Dewan Direksi dan Keterlambatan Laporan Audit
Ilustrasi keberagaman Gender (sumber: adjar.id)

Keberagaman gender dalam dewan perusahaan telah menjadi topik yang semakin penting dalam literatur tata kelola perusahaan dan keuangan. Banyak negara telah menerapkan kebijakan kuota gender untuk memastikan representasi yang lebih seimbang antara pria dan wanita di dewan perusahaan. Kebijakan ini didorong oleh penelitian yang menunjukkan bahwa keberagaman gender dapat memberikan berbagai manfaat bagi perusahaan, termasuk peningkatan kinerja keuangan, transparansi, dan praktik tata kelola yang lebih baik.

Di banyak negara, kebijakan kuota gender telah diterapkan untuk meningkatkan partisipasi perempuan di dewan perusahaan. Misalnya, negara seperti Norwegia, Denmark, Belgia, Finlandia, Prancis, dan Islandia memiliki undang-undang yang mewajibkan persentase minimum perempuan di dewan perusahaan. Di Norwegia, misalnya, 40% dari kursi dewan harus diisi oleh perempuan. Langkah-langkah ini didasarkan pada bukti bahwa dewan yang lebih beragam secara gender memiliki kinerja yang lebih baik, transparansi yang lebih tinggi, dan respons yang lebih baik terhadap inisiatif keberlanjutan. Namun, Indonesia belum mengadopsi kebijakan semacam itu. Penelitian Deloitte pada tahun 2022 menunjukkan bahwa representasi perempuan di dewan perusahaan di Indonesia hanya 8,3%, jauh di bawah Singapura dan Thailand yang masing-masing mencapai 17,6% dan 17,8%. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada ruang yang signifikan untuk meningkatkan partisipasi perempuan di dewan perusahaan di Indonesia.

Penelitian ini bertujuan untuk mengisi kesenjangan dalam literatur dan memberikan bukti empiris tentang dampak keberagaman gender dalam dewan terhadap keterlambatan laporan audit di Indonesia. Keterlambatan laporan audit, yaitu durasi antara akhir tahun fiskal dan tanggal penandatanganan laporan audit, merupakan indikator penting kualitas pelaporan keuangan. Pelaporan tepat waktu memberikan informasi yang relevan kepada investor dan pemangku kepentingan. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa dewan yang lebih beragam secara gender dapat meningkatkan kualitas pelaporan keuangan. Misalnya, Dobija et al. (2022) menemukan korelasi positif antara keberagaman gender dan kualitas pelaporan keuangan di perusahaan Polandia. Hal ini sejalan dengan teori Upper Echelon yang menyatakan bahwa karakteristik individu eksekutif puncak, termasuk gender, mempengaruhi keputusan strategis dan kinerja organisasi. Selain itu, teori Resource Dependence menyatakan bahwa dewan yang lebih beragam menyediakan perspektif dan sumber daya yang dapat meningkatkan efektivitas pengawasan dan pengambilan keputusan.

Metode Penelitian dan Hasil

Penelitian ini menggunakan data dari 2.937 observasi perusahaan publik di Indonesia dari tahun 2012 hingga 2020. Penelitian ini menggunakan metode regresi fixed effect regression untuk menguji hipotesis bahwa keberagaman gender dalam dewan perusahaan berhubungan dengan keterlambatan laporan audit. Indeks Blau digunakan untuk mengukur keberagaman gender dalam dewan, baik di dewan komisaris maupun dewan direksi. Variabel kontrol termasuk profitabilitas, kerugian, leverage, ukuran perusahaan, pertumbuhan, inventaris, intensitas modal, afiliasi dengan firma akuntansi publik Big Four, dan ukuran dewan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberagaman gender dalam dewan direksi berkorelasi dengan peningkatan keterlambatan laporan audit, sementara keberagaman gender dalam dewan komisaris tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap panjangnya keterlambatan laporan audit. Selain itu, penelitian ini menemukan bahwa ketika dewan perusahaan mencapai keberagaman maksimum, keterlambatan laporan audit meningkat.

Penulis : Elkabyta Auvianty Bintarto dan Iman Harymawan

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di: https://ejournal.stiesia.ac.id/ekuitas/article/view/6005

Baca juga: Skrining Tuberkulosis Melalui Pemeriksaan BTA pada Pekerja Sampah di Kabupaten Gresik