Industri pengolahan ikan khususnya industri fillet, menghasilkan sekitar 40% limbah padat dan cair termasuk ikan, tulang, sisik, dan jeroan. Kulit ikan salah satu hasil samping penting dari industri pengolahan ikan, yang kaya akan kolagen fibrilar, yang menyumbang sekitar 80-90% dari berat kering. Ikan patin (Pangasius sp.) pada kulitnya mengandung kolagen tinggi dengan kandungan protein dapat mencapai 93,39%. Kolagen memiliki sifat fungsional sperti mempunyai daya serap yang air yang baik dan membetuk gel. Oleh sebab itu, kolagen banyak digunakan diberbagai bidang industri seperti obat-obatan, farmasi, kosmetik, biofilm, dan sebagai sumber biomaterial atau pembetukan jaringan.
Ekstraksi kolagen memerlukan pelarut yang sesuai dan metode untuk sepenuhnya menghilangkan senyawa non-kolagenseperti lipid, yang cenderung mempengaruhi produk akhir
Kualitas. Beberapa penelitian tentang berbagai hal kulit ikan patin menunjukkan kandungan lipid yang tinggi, misalnya Pangasius sp. (15%) (Veeruraj dkk., 2015), P. hypophthalmus (7,90±1,03%) (Suptijah et al., 2018), dan P. djambal (6,61±0,84%) (Hastarini dkk., 2012). Oleh sebab itu, sebelum diektraksi lebih lanjut perlu melakukan treatment penghilangan lipid dengan mengunakan ethanol.
Menurut Karim dkk. (2020), pelarut etanol memiliki koefisien partisi lebih tinggi dari pada lipid, dapat melepaskan matriks lipid dari dinding sel. Selanjutnya, untuk membantu mempercepat proses penghilangan lipid pada kulit ikan maka menggunakan bantuan teknologi ultrasonik (Ultrasonic Assisted Extraction/UAE) dalam proses esktraksinya. UAE adalah salah satu teknik ekstraksi yang yang dapat menggunakan modifikasi dengan kombinasi basa, alkali, asam, enzimatik hidrolisis, bantuan gelombang mikro, dan agitasi mekanis. Oleh sebab itu, dalam penelitian menggunakan UAE dan pelarut etanol untuk menghilangkan lipid dari kulit ikan sebelum di proses lebih lanjut yaitu ekstraksi kolagen. Hasil penelitian menunjukan bahwa UAE-etanol dapat mereduksi lipid sampai 85,6% dan kolagen yang dihasilkan memiliki kandungan protein (83,15%), lipid (0,95%) dan sudah memenuhi SNI8076:2024 (protein:≥75;lipid≤1%).
Penulis: Dr.Eng. Patmawati, S.Pi.,M.Si.
Baca juga: Keberagaman Gender di Dewan Direksi Dan Keterlambatan Laporan Audit