Universitas Airlangga Official Website

Lobster Pasir dari Kondang Merak Malang Selatan

Foto oleh wildcoast.co.za

Kondang Merak merupakan salah satu daerah pesisir di Malang Selatan, yang pendapatan ekonominya secara keseluruhan bergantung pada kekayaan sumber daya laut di daerah tersebut. Beberapa kegiatan eksplorasi dan eksploitasi yang dilakukan oleh masyarakat adalah penangkapan lobster. Lobster adalah krustasea besar yang ditemukan di laut tropis dan subtropis. Lobster dalam genus Panurilus memiliki wilayah sebaran yang luas dan termasuk dalam famili Palinuridae dan biasa disebut sebagai lobster berduri. Lobster pasir (Panulirus homarus) merupakan salah satu jenis lobster yang banyak ditemukan di perairan Indonesia khususnya di perairan Samudera Hindia.

Lobster atau lobster air tawar umumnya hidup di tempat berbatu, seperti di karang (baik di karang hidup maupun mati) dan juga bisa ditemukan di pasir berbatu halus. Lobster menyukai daerah yang terlindung dan perairan yang tenang untuk hidup dan sering bersembunyi di antara karang. Lobster masuk ke dalam hewan nokturnal, pada siang hari lobster berlindung di sela-sela gua karang dan pada malam hari keluar dari persembunyiannya dan mencari makan. Lobster memiliki peran ekologis yang penting yaitu sebagai predator bentik di perairan laut, lobster memakan hewan bentik dari kelompok moluska (bivalvia dan gastropoda) dan echinodermata (bulu babi, teripang, bintang laut, dan lili laut.

Pentingnya keseimbangan dan keberadaan stok lobster di alam dapat mengakibatkan penurunan stok, ketidakseimbangan rasio antara jenis kelamin lobster, hingga punahnya spesies lobster pasir. Oleh karena itu, perlu dilakukan identifikasi molekuler dan rekonstruksi pohon filogenetik sumberdaya lobster yang ada. Salah satu teknik identifikasi molekuler populer yang dapat digunakan dalam identifikasi suatu organisme dari spesies hingga subspesies yang dilakukan secara akurat pada berbagai spesies yang sulit dibedakan secara morfologi adalah teknik barcode DNA. DNA barcoding adalah sistem yang dirancang untuk identifikasi spesies yang cepat dan akurat sebagai penanda spesies. Sedangkan identifikasi morfologi adalah identifikasi spesies berdasarkan struktur, bentuk, dan bagian luar tubuh makhluk hidup. Perkembangan awal taksonomi suatu spesies didasarkan pada ciri morfologi, yaitu dengan membedakan spesies lobster dengan beberapa karakter. Identifikasi berdasarkan DNA barcode telah disepakati secara global dengan berbagai keunggulan dan sangat sederhana serta menggunakan alat universal yang mencakup semua hewan baik sampel segar maupun produk olahan. Hubungan percabangan yang menunjukkan hubungan evolusioner antara berbagai urutan makhluk hidup berdasarkan persamaan dan perbedaan sifat fisik dan genetik yang diwarisi dari orang tuanya sebagai pendekatan logis untuk menunjukkan hubungan evolusioner antar organisme disebut diagram filogenetik.

Hasil yang diperoleh dapat diterapkan untuk membuat sistematika biologi, mencari fungsi gen atau protein, penelitian medis, epidemiologi hingga studi evolusi. Untuk menentukan pohon filogenetik perlu dilakukan sekuensing data dari hasil sekuensing. Identifikasi keanekaragaman genetik lobster berduri sangat penting dalam pengelolaan sumber daya lobster, baik dalam pengayaan stok, kepentingan karantina, konservasi dan pengelolaan berkelanjutan serta informasi kepada instansi terkait dalam pengelolaan sumber daya perikanan lobster yang terbatas. Berdasarkan permasalahan di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang Identifikasi dan Rekonstruksi Pohon Filogenetik Lobster Pasir (Panulirus homarus) di Pantai Kondang Merak, Malang Selatan.

Berdasarkan data observasi yang diperoleh dari hasil tangkapan nelayan tradisional di Pantai Kondang Merak, Malang Selatan menunjukkan adanya fluktuasi pada masing-masing spesies. Data pengamatan yang diperoleh dari bulan September sampai November 2020, Panulirus homarus merupakan jenis lobster dengan jumlah tangkapan terbanyak dan selama 3 bulan pengamatan ketersediaannya selalu ada dibandingkan dengan jenis lobster lainnya. Pada data observasi hasil tangkapan lobster bergigi di Pantai Kondang Merak Malang Selatan menunjukkan bahwa ketersediaan lobster berduri selalu tersedia. Pada pengambilan sampel pada bulan September 2020 didapatkan bobot terkecil sebesar 4,2 kg dan terbesar sebesar 26,4 kg. Kemudian pada bulan Oktober yang terkecil adalah 4 kg dan yang terbesar adalah 32 kg. Sedangkan pada bulan November lobster berduri scalloped terkecil 8 kg dan terbesar 24 kg. Selama periode sampling rata-rata berat total lobster berduri berkisar antara 4 kg sampai 32 kg.

Identifikasi jenis lobster berduri bergigi dilakukan secara morfologi dan molekuler. Identifikasi morfologi yang dilakukan meliputi pengamatan pola, warna seluruh bagian tubuh lobster, ciri morfometrik dan ciri meristik. Karakter morfometrik yang diukur meliputi panjang total, panjang karapas, panjang ruas perut, dan panjang ekor. Karakter meristik yang diamati meliputi spina pada antena, mata, tanduk, karapas spina, pola antena, dan kaki berjalan.

Lobster pasir atau Panulirus homarus adalah jenis lobster yang paling banyak ditangkap oleh nelayan tradisional di Pantai Kondang Merak, Malang. Hasil pencatatan tangkapan lobster menunjukkan dari bulan September hingga November 2020, jenis lobster berduri mencapai 281,8 kg. Secara morfologi, sampel MAL-01 yang diperoleh dari Pantai Kondang Merak, Malang Selatan adalah Panulirus homarus. Lobster ini memiliki corak warna dan ciri meristik yang sesuai dengan acuan yang digunakan. Identifikasi molekuler lobster berduri (DNA barcoding) menunjukkan bahwa spesimen lobster adalah lobster berduri (Panulirus homarus) yang memiliki urutan yang sama dengan KF548574 (100%) pada hasil BLASTN dengan Basis Data Genbank. Berdasarkan rekonstruksi filogenetik, lobster berduri Panulirus homarus dan NCBI sekeun menunjukkan bahwa lobster berduri spesies P. homarus memiliki kekerabatan yang erat dengan P. ornatus. Penelitian terkait genetika lobster pasir merupakan hal yang baru, sehingga diperlukan penelitian terkait genetika lobster berbagai jenis dengan jumlah yang lebih besar sebagai data awal genetik lobster yang selanjutnya dapat digunakan dalam pemetaan filogenetik.

Penulis: Dr. Eng. Sapto Andriyono

Tulisan lengkap pada link : https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/1036/1/012112/meta

Sitasi : Ramdhani, R., Sulmartiwi, L., & Andriyono, S. (2022, July). Molecular identification and potency of scalloped spiny lobster (Panulirus homarus) study from Kodang Merak Beach, South Malang. In IOP Conference Series: Earth and Environmental Science (Vol. 1036, No. 1, p. 012112). IOP Publishing.