Universitas Airlangga Official Website

Margin Perdagangan Ekspor Karet Indonesia

Dengan masuknya Indonesia di WTO menunjukkan bahwa Indonesia tunduk pada segala kebijakan yang didesain WTO dan bersedia membuka pasar domestik untuk produk negara lain (Sulaiman, 2018). Tujuan dari pembentukan WTO yaitu menghapus atau mengurangi hambatan tarif perdagangan internasional agar dapat mendorong kegiatan perdagangan ekspor impor (Cox & Dc, 2010). Penurunan hambatan tarif berdampak pada hambatan berupa kuota dan bukan tarif (non tariff measures) lainnya menjadi meningkat. Peningkatan bukan tarif tersebut sebagai alternatif lain untuk melindungi produsen domestik dalam mengatasi persaingan perdagangan (Groschl, 2012).

Kebijakan non tarif atau lebih dikenal sebagai Non-Tarrif Measures (NTM) adalah langkah-langkah kebijakan selain dari tarif bea cukai biasa yang berpotensi memiliki dampak ekonomi pada perdagangan barang internasional. Dengan menerapkan kebijakan NTM, suatu negara dapat mengubah jumlah barang yang diperdagangkan, atau harga barang tersebut (UNCTAD, 2012). Penentuan NTM bergantung pada ruang lingkup dan tindakan teknis seperti  Sanitary and Phytosanitari (SPS), Technical Bariers to Trade (TBT) serta tindakan non-teknis lainnya. Kebijakan NTM mengarah pada standar mutu dari suatu barang yang di perdagangkan terutama produk pertanian dan dari hewan. Tujuan di berlakukannya NTM khususnya SPS dan TBT semata-mata sebagai langkah untuk melindungi kesehatan hewan, manusia dan tanaman. Disamping itu kebijakan tersebut juga digunakan untuk mendistorsi perdagangan internasional, sebagai pencegah persaingan tidak sehat antar wilayah serta melihat apakah negara memberlakukan protektionis ketat atau tidak (UNCTAD, 2011).

Pengaruh NTM terhadap perdagangan sejauh ini masih memberikan hasil yang bervariasi yaitu adanya hubungan negative secara teori serta dalam kajian empiris memberikan hubungan yang sebaliknya. Sehingga masih terdapat perdebatan antara hasil yang dikaji. Penelitian (Shepotylo, 2016b) menyatakan TBT sebagian besar mengurangi ekspor margin ekstensif dan meningkatkan ekspor margin intensif. Penelitian lain menyatakan bahwa NTM lebih berpengaruh negative signifikan terhadap marjin intensif dan ekstensif di Mesir diabndingkan dengan negara lainnya (Ghali et al., 2014).

Aspek spasial dalam perdagangan internasional mengacu pada teori yang menyatakan bahwa suatu negara yang memiliki kedekatan secara geografis mendorong adanya intensitas perdagangan. Negara yang masih dalam lingkup satu kawasan akan memiliki hubungan perdagangan yang lebih tinggi dibandingkan negara yang secara geografis berjauhan. Semakin jauh jarak antar negara hal ini memungkinkan biaya transportasi yang semakin tinggi dan berdampak pada penuruan perdangan (extensive margin  dan intensive margin) .

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kebijakan SPS memberikan dampak yaitu mengurangi ekspor intensive dan extensive margin. Hal ini menyebabkan eksportir mengurangi produk yang di ekspor dan pada tingkat produktivitas yang rendah perusahaan dapat keluar pasar karena standar atau hambatan dari importir. Sedangkan kebijakan TBT berdampak pada pengurangan intensive margin pada komoditas karet sintetis dan meningkatkan ekspor extensive margin  di kedua komoditas karet (alam dan sintetis). Hal ini mengimplikasikan bahwa adanya hubungan positif tersebut eksportir telah mampu dalam pemenuhan standar yang diberlakukan importir. DI sisi lain, Dengan semakin tinggi keterbukaan perdagangan ke luar negara serta tingginya skala ekonomi pada sebuah negara. Hal tersebut menyebabkan permintan akan suatu barang akan lebih besar. Ekspor karet ditingkatkan baik dalam marjin ekstensif atau intensif (melalui volume atau perluasan pasar) untuk karet sintetis berhubungan negative hal ini mengimplikasikan karet sintetis merupakan barang inferior bagi negara tujuan.

Marjin perdagangan pada komoditas karet alam dan sintetis juga menunjukkan bahwa efek spasial menandakan adanya aglomerasi di kawasan yang saling berdekatan

Penulis:  Rossanto Dwi Handoyo, Kabiru Hannafi Ibrahim, Tutus Wahyuni, Fernanda

Reza Muhammad, Abdul-Azeez Sani Baraya

Link Jurnal : https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0292160

https://doi.org/10.1371/journal.pone.0292160