Universitas Airlangga Official Website

Mikrobiota pada Kulit Menua

Ilustrasi penuaan kulit. (Sumber: Health Kompas)

Hubungan antara mikrobiota, penuaan, dan kesehatan kulit telah menjadi titik fokus dalam penyelidikan ilmiah, dan probiotik berperan utama dalam interaksi dinamis ini. Mikrobioma manusia, yang merupakan suatu ekosistem mikroorganisme yang hidup di dalam dan di dalam tubuh, memiliki keunikan tersendiri dalam manifestasinya pada kulit. Mikrobioma kulit berperan penting dalam menjaga keseimbangan yang merupakan bagian integral dari kesehatan secara keseluruhan, terdiri dari serangkaian bakteri, virus, dan jamur.

Di antara bakteri menonjol yang ditemukan pada kulit adalah Firmicutes, Actinobacteria, Bacteroides, dan Proteobacteria, yang masing-masing berkontribusi terhadap sifat kompleks dan dinamis dari ekosistem mikroba kulit. Sepanjang perjalanan hidup, kulit mengalami perubahan mikrobioma yang signifikan, sebuah fenomena yang terkait erat dengan proses penuaan. Di dalam rahim, kulit merupakan lingkungan yang steril, namun selama dan segera setelah kelahiran, pada kulit akan terjadi kolonisasi bakteri, sehingga menciptakan mikrobiota yang dinamis dan berkembang.

Ketidakseimbangan dan perubahan mikrobiota kulit, telah menyebabkan berbagai kondisi kulit kronis, termasuk dermatitis atopik dan psoriasis. Seiring bertambahnya usia seseorang, terjadi perubahan nyata pada komposisi dan keragaman mikrobioma kulit. Khususnya, selama masa pubertas, terjadi peningkatan kepadatan bakteri lipofilik pada kulit, yang berhubungan dengan peningkatan kadar sebum. Sebaliknya, orang yang lebih tua menunjukkan kepadatan bakteri yang lebih rendah, yang mencerminkan hubungan yang lebih jelas antara proses penuaan dan mikrobiota kulit.

Ilustrasi penuaan kulit. (Sumber: batamnews)

Analisis metagenomik menunjukkan perbedaan mikrobiota antara kulit muda dan tua, dengan penurunan Actinobacteria yang diamati pada kulit tua. Terlepas dari variasi ini, terdapat peningkatan signifikan dalam keanekaragaman spesies pada kulit yang lebih tua, yang menyoroti kompleksitas hubungan antara penuaan dan mikrobioma. Di luar permukaan kulit, juga terdapat hubungan menarik antara mikrobioma usus dan kulit. Jalur komunikasi dua arah ini menggarisbawahi kerentanan sistem keseimbangan, khususnya rentan terhadap gangguan seiring bertambahnya usia.

Hipotesis kebersihan menyatakan bahwa kebersihan yang berlebihan dan praktik anti mikroba selama masa kanak-kanak dapat mengganggu perkembangan sistem kekebalan tubuh, termasuk kulit, sehingga berpotensi meningkatkan risiko alergi. Selain itu, ketidakseimbangan mikrobita kulit telah dikaitkan dengan berbagai kelainan kulit, sehingga mendorong eksplorasi bakteri terapi topikal sebagai cara terapeutik. Sejak tahun 1912 menunjukkan pemanfaatan probiotik topikal, seperti Lactobacillus bulgaricus, dalam mengatasi kondisi seperti jerawat dan dermatitis seboroik.

Penuaan kulit merupakan proses fisiologis yang tidak dapat dihindari dan menjadi perhatian masyarakat karena kulit merupakan bagian tubuh yang paling terlihat, yang dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Penuaan kulit pada seseorang merupakan gabungan dari proses penuaan intrinsik dan ekstrinsik.

Proses penuaan intrinsik dan ekstrinsik mempunyai akibat yang sama, yaitu penurunan fungsi fisiologis kulit yang secara klinis diwujudkan dalam bentuk penuaan kulit. Penuaan ekstrinsik mempercepat munculnya manifestasi-manifestasi ini, sedangkan penuaan intrinsik berlangsung dengan kecepatan yang normal dan lebih lambat seiring bertambahnya usia seseorang. Menurut definisinya, penuaan adalah akumulasi perubahan molekuler yang bermanifestasi sebagai perubahan klinis makroskopis. Perubahan kulit diketahui berubah akibat variabel lingkungan seiring dengan peningkatan usia. Beberapa faktor intrinsik yang berperan pada penuaan kulit termasuk radiasi ultraviolet (UV), polusi udara, cedera, infeksi, trauma, anoksia, asap rokok, dan kondisi hormonal.

Penuaan kulit adalah proses fisiologis yang terutama menyerang orang lanjut usia. Hal ini ditandai dengan menurunnya perlindungan kulit, berkurangnya produksi sebum, dan lambatnya laju regenerasi sel kulit. Gejala penuaan kulit antara lain kulit kering, flek, hilangnya kekencangan dan elastisitas, serta kulit kasar. Penuaan kulit merupakan masalah biologis kompleks yang dipengaruhi oleh kombinasi faktor ekstrinsik dan intrinsik. Probiotik, khususnya dalam aplikasi topikal atau oles, muncul sebagai agen terapeutik yang menjanjikan dalam mengatasi kondisi kulit yang berkaitan dengan usia.

Penulis : Dr.Damayanti,dr.,Sp.DVE,Subsp.DAI

Informasi lengkap dari artikel ini dapat diunduh pada : https://ijrp.org/paper-detail/5846

Exploring the Nexus of Microbiota, Aging, and Skin Health: A Comprehensive Review on Probiotic and Its Topical Applications.

Faris Dary Utama, Damayanti, Atika, Afif Nurul Hidayati