Universitas Airlangga Official Website

Orientasi Kewirausahaan Suku Dayak

Foto by INDEPHEDIA

Kalimantan Timur merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki kekayaan alam melimpah. Umumnya setiap daerah memiliki kearifan lokal dalam mengembangkan industri kreatif yang mendukung pertumbuhan ekonominya. Suku Dayak sebagai salah satu suku asli di Kalimantan Timur memiliki potensi untuk menjadi wirausaha. Idealnya dengan keterampilan dan ketersediaan bahan baku , serta pendampingan  dari  pemerintah, suku Dayak bisa menjadi pelaku usaha yang sukses dan mampu bersaing dengan wirausaha etnis lain yang ada di Kalimantan Timur.  Realitanya kinerja wirausaha suku Dayak mengalami penurunan dari tahun-ke tahun.

Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa orientasi kewirausahaan  berpengaruh positif terhadap kinerja bisnis. Pentingnya orientasi kewirausahaan dalam meningkatkan kinerja kewirausahaan, mendorong pengembangan model orientasi kewirausahaan individu pada suku Dayak. Model ini diharapkan dapat menjelaskan tentang bagaimana mengembangkan potensi wirausaha pada Suku Dayak di masa mendatang.

Berdasarkan studi pendahuluan diketahui bahwa modal sosial merupakan  faktor pendukung kewirausahaan pada suku Dayak. Komunitas suku Dayak hidup secara berkelompok dengan kepercayaan dan kepedulian yang tinggi terhadap anggotanya. Mereka saling bekerjasama dengan orang orang yang ada disekitarnya. Suku Dayak juga memiliki tata nilai dan norma yang mereka patuhi sebagai aturan dalam hidup bermasyarakat. Secara teoritis, modal sosial memiliki peran penting dalam mengembangkan perilaku kewirausahaan. Modal sosial membantu pengusaha dalam mendapatkan akses ke pelanggan potensial, informasi penting, dan sumber daya penting lainnya. Selain itu, modal sosial juga memberikan keunggulan kompetitif dalam persaingan usaha. Oleh karena itu, modal sosial dapat dianggap sebagai sumber daya strategis karena unik, relatif sulit untuk ditiru, dan tidak terlihat oleh pesaing. Ketersediaan modal sosial sangat mempengaruhi kinerja bisnis. Ketika sebuah usaha kekurangan  modal sosial, mereka mungkin tidak mendapatkan keuntungan dari orientasi kewirausahaan mereka, karena jaringan / networking dalam kewirausahaan memiliki pengaruh positif positif terhadap pertumbuhan organisasi.

Selain modal sosial, faktor efikasi diri juga terbukti berpengaruh positif terhadap orientasi kewirausahaan. Kondisi situasi bisnis yang sering  ambigu membutuhkan usaha, ketekunan, dan perencanaan serta efikasi diri yang tinggi. Efikasi diri didefinisikan sebagai keyakinan orang tentang kemampuan mereka untuk melakukan tugas. Ini berarti bahwa orang dengan rasa efikasi diri yang lebih besar akan menetapkan tujuan yang lebih tinggi dan memiliki komitmen yang lebih tinggi untuk mengejarnya.

Mengacu pada teori kognitif sosial Bandura, efikasi diri merupakan karakteristik kognitif penting yang mempengaruhi kewirausahaan. Perspektif tersebut dapat mengarahkan pada pemahaman yang lebih baik tentang pengembangan dan praktik kewirausahaan yang lebih efektif  pada kondisi ekonomi yang kurang berkembang.  Efikasi diri  merupakan faktor yang membedakan wirausahawan dengan non wirausahawan. Studi pada pengusaha Melayu skala kecil menemukan bahwa efikasi diri berpengaruh positif terhadap orientasi wirausaha. Penelitian terdahulu membuktikan efikasi diri   merupakan prediktor orientasi kewirausahaan serta menjadi mediator  antara modal sosial dengan  orientasi kewirausahaan.

Penelitian orientasi kewirausahaan pada suku Dayak menggunakan sampel yang  dipilih dari daftar klaster industri rumah tangga dengan bisnis kerajinan tangan, tenun, dan ukiran kayu/totem. Responden merupakan para pemilik usaha yang minimal telah berdiri selama satu tahun dengan modal usaha di bawah 50 juta. Dari 251 responden yang memenuhi kriteria, diperoleh 175 data yang dapat dianalisis.

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa modal sosial berpengaruh positif terhadap orientasi kewirausahaan, dan efikasi diri berperan sebagai mediasi parsial. Kekerabatan atau ikatan kedaerahan di antara anggota kelompok Dayak menumbuhkan modal sosial berupa kepercayaan, solidaritas, dan kewajiban timbal balik. Namun, meskipun orang Dayak mau belajar dan berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi, termasuk menjadi pengusaha, mereka kesulitan dalam mengambil inisiatif karena kendala finansial dan non-finansial. Untuk itu, dibutuhkan pendekatan ekonomi institusional,  program pelatihan  untuk  meningkatkan efikasi diri orang Dayak dalam meningkatkan orientasi kewirausahaan mereka. Universitas dan sekolah kejuruan setempat dapat mengembangkan kurikulum yang efektif untuk memanfaatkan potensi orang Dayak dalam bisnis dan kewirausahaan.

Nama: Dr. Fajrianthi, M.Psi

NIP: 196803081998022001

Judul artikel: Self-Efficacy as a Mediator of the Impact of Social Capital on Entrepreneurial Orientation: A Case of Dayak Ethnic Entrepreneurship

Sustainability 2022, 14,5620. https://doi.org/ 10.3390/su14095620

Nuraida Wahyu Sulistyani 1,2,*, Fendy Suhariadi 1 and Fajrianthi 1

1.Faculty of Psychology, University of Airlangga, Jl. Airlangga No. 4–6, Surabaya 60286, East Java, Indonesia; fendy.suhariadi@psikologi.unair.ac.id (F.S.); fajrianthi@psikologi.unair.ac.id (F.)
2.Faculty of Psychology, University of 17th August 1945 Samarinda, Jl. Juanda No. 80,
Samarinda 75123, East Kalimantan, Indonesia

Link: https://www.mdpi.com/2071-1050/14/9/5620