Universitas Airlangga Official Website

Pembelajaran Berbasis Simulasi Interdisipliner untuk Perawat

perawat
Ilustrasi Perawat (sumber: Halodoc)

Dalam layanan kesehatan professional, perawat bekerjasama dengan semua profesi kesehatan untuk memberikan layanan kesehatan yang prima (excellent service). Banyak tantangan yang dihadapi oleh perawat dalam bekerja-sama dengan profesi lain. Contohnya, perbedaan dalam keterampilan melakukan suatu tindakan. Sehingga dapat menimbulkan kesenjangan yang berdampak pada keselamatan pasien. Untuk meminimalkan risiko bahaya bagi pasien, berbagai faktor dipelajari dalam disiplin ilmu yang berbeda. Lalu terbentuk tim kerja interdisiplin yang komprehensif, saling melengkapi satu sama lain.

Proses pembelajaran berbasis simulasi interdisipliner telah digunakan untuk mempersiapkan peserta didik untuk berkolaborasi pengaturan klinis. Perkembangan lingkungan pembelajaran inklusif interdisipliner di pembelajaran berbasis simulasi dianggap mampu menjembatani kesenjangan antara pengetahuan akademis dan praktik klinis. Dengan membangun lingkungan pembelajaran inklusif interdisipliner, metode pembelajaran yang diterapkan membantu mendorong keterlibatan yang kuat di antara profesional kesehatan dan lingkungan dalam simulasi tindakan yang dilakukan kepada pasien.

Model praktik kolaboratif atau tim layanan kesehatan interdisiplin mendorong profesional kesehatan untuk berbagi dan bekerja dalam kemitraan. Memiliki ketergantungan atau merasakan suatu kebutuhan dari sejak menyampaikan rencana perawatan, termasuk pada saat mengidentifikasi dengan kebutuhan pasien. Pengajaran dan pembelajaran berbasis simulasi interdisipliner memungkinkan setiap pembelajar atau anggota dari dua atau lebih profesi kesehatan mempelajari tentang, dari, dan dengan satu sama lain untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan. Penerapan interdisipliner pembelajaran berbasis simulasi membantu profesional kesehatan menjadi memahami satu sama lain dan memiliki nilai-nilai bersama serta rasa hormat yang bersifat interdisipliner.

Lingkungan belajar interdisipliner telah terbukti meningkatkan kolaborasi interdisipliner, kualitas kerja tim dan keterampilan komunikasi dan mengurangi kesalahan medis dalam simulasi. Mengingat potensi manfaat berbasis simulasi interdisipliner sebagai salah satu metode belajar mengajar yang sangat menguntungkan bagi tenaga kesehatan, pasien dan instansi pemberi layanan kesehatan. Pada penelitian ini, dilakukan analisis secara mendalam mengkaji efek dari metode ini pada pengetahuan interdisipliner profesional kesehatan mengenai efek pengajaran berbasis simulasi interdisipliner dan pembelajaran bagi para profesional kesehatan terhadap peningkatan interprofesional pengetahuan, sikap terhadap tim layanan kesehatan, kualitas kerja tim dan interprofesionalisme dan keterampilan kepemimpinan.

Pembelajaran berbasis simulasi interdisipliner yang melibatkan berbagai profesional kesehatan berhasil meningkatkan pengetahuan dalam interprofessional team work. Namun penelitian ini menemukan bahwa pengajaran dan pembelajaran berbasis simulasi interdisipliner kurang efektif dalam meningkatkan sikap terhadap tim layanan kesehatan, kualitas kerja tim dan interprofesionalisme serta kepemimpinan. Bukti empiris memperlihatkan pelatihan selama tiga jam meningkatkan pengetahuan interprofesional perawat dan dokter yang spesialis.

Program pengajaran dan pembelajaran berbasis simulasi interdisipliner untuk para profesional kesehatan merupakan representasi dari metode pendidikan mutakhir pada saat ini. Proses yang dihasilkan dari transfer pengetahuan berjalan lebih cepat sehingga lebih banyak informasi baru yang disimpan di memori. Meskipun pengajaran dan pembelajaran berbasis simulasi sangat efektif dalam meningkatkan pengetahuan para profesional kesehatan, namun kualitas kerja tim dan interprofesionalisme dan kepemimpinan tduak bisa ditingkatkan melalui pelatihan. Ketidakefektifan ini mungkin disebabkan oleh singkatnya watu pelatihan yang dialoksikan yaitu satu jam hingga delapan minggu.

Kelompok pelatihan yang terdiri dari dua hingga tiga profesional kesehatan yang berbeda jauh lebih efektif daripada kelompok yang terdiri dari satu macam profesi atau lebih dari tiga profesi. Temuan ini menekankan bahwa kelompok yang terdiri dari dua hingga tiga profesional kesehatan yang berbeda mempunyai dampak signifikan terhadap tujuan pembelajaran. Dalam perbandingan kelompok profesional kesehatan yang homogen dengan kelompok individu yang heterogen dari tiga atau lebih profesi kesehatan yang berbeda, yang terakhir mungkin terkait dengan pengambilan keputusan bersama yang efektif, pengembangan ingatan jangka pendek dan jangka panjang, dan penerapan perilaku yang mendukung kolaborasi interprofesional.


Dalam penelitian ini juga diketahui bahwa video, manekin, simulasi pasien, program pendidikan berbasis web serta skenario dan simulasi digunakan sebagai bahan pembelajaran. Simulasi yang melibatkan manekin dan pasien (pasien simulasi) diklasifikasikan dengan fidelitas tinggi. Arttinya, simulasi ini sangat memungkinkan tim profesional kesehatan untuk mencapai tujuan pembelajaran dan mampu menghadapi tuntutan tugas di lingkungan kerja nyata.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa pelatihan berbasis simulasi interdisipliner pengajaran dan pembelajaran, secara signifikan meningkatkan pengetahuan interprofessional di kalangan tenaga kesehatan profesional. Peningkatan kemampuan kognitif dapat dengan mudah dicapai melalui simulasi pembelajaran melibatkan skenario, manekin dan simulasi. Namun, pengajaran berbasis simulasi interdisipliner dan pembelajaran tidak menunjukkan perbaikan apa pun dalam sikap terhadap layanan kesehatan tim, kerja tim yang berkualitas dan interprofesionalisme dan kepemimpinan di kalangan profesional kesehatan.

Penulis: Prof. Dr. Ah. Yusuf S., S.Kp., M.Kes.