Universitas Airlangga Official Website

Pentingnya Asi Cegah Obesitas Anak

Foto by Alodokter

Air susu ibu diketahui merupakan nutrisi terbaik bagi bayi. Ikatan Dokter Anak Indonesia menyarankan pemberian ASI eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan dan dilanjutkan sampai usia 2 tahun. Makanan pendamping ASI dapat mulai diberikan pda usia 6 bulan. Tekstur makan berangsur meningkat sesuai usia.

Tahukah Anda bahwa air susu ibu (ASI) bisa mencegah obesitas atau kegemukan? ASI memiliki kandungan lemak, asam amino, dan nukleotida yang lebih banyak dibanding susu formula. Disamping itu, ASI juga kaya akan vitamin dan mineral yang sangat berguna untuk pembentukan sel dan jaringan. Tak heran, bayi yang mendapat ASI terhindar dari malnutrisi, baik kurang gizi maupun kelebihan gizi (overweight dan obesitas).

Anak yang menerima ASI eksklusif hingga enam bulan, bisa terhindar dari kegemukan atau obesitas yang mungkin terjadi saat usia 7-12 tahun (pada saat duduk di bangku SD). ASI dapat mencegah obesitas pada anak diduga oleh karena faktor bioaktif yang ada di dalam ASI akan merangsang faktor pertumbuhan yang selanjutnya menghambat diferensiasi sel adiposit menjadi sel adiposit abnormal. Sedangkan, bayi yang minum susu formula akan memiliki kadar hormon insulin yang lebih tinggi sehingga risiko obesitas sudah mulai terjadi pada usia dini.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) pernah mengeluarkan pernyataan tentang bukti ilmiah pengaruh jangka panjang ASI terhadap obesitas. WHO menyatakan, ASI punya efek proteksi terhadap terjadinya obesitas. Menunda memberikan makanan padat, menurut penelitian terbaru di Kopenhagen, Denmark, juga bisa mencegah kegemukan dan obesitas. Peneliti Dr. Kim Fleischer Michaelsen menyatakan, makin lama ibu menunda memperkenalkan makanan tambahan kepada bayi, makin rendah risiko untuk mengalami kelebihan berat badan.

Pemberian susu formula dalam botol, ternyata membentuk pola pikir bayi. Dengan menggunakan botol, bayi diarahkan untuk mengosongkan isinya. Hal ini tidak terjadi pada bayi yang diberi ASI, bayi akan mengonsumsi ASI sesuai dengan kebutuhannya. Jika bayi sudah merasa kenyang/cukup, dia akan berhenti minum dan mengeluarkan lidah untuk mengeluarkan puting susu ibunya.

Kementerian Kesehatan Indonesia merekomendasikan ibu memberikan ASI eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan dan melanjutkan menyusui sampai berusia 2 tahun. Namun, tidak sedikit ibu yang menghadapi tantangan selama menyusui, seperti produksi ASI sedikit atau bayi terus rewel meski telah disusui.  Mengutip Medical News Today, ciri-ciri bayi kurang mendapatkan ASI yang dibutuhkan tubuh, di antaranya: Bayi rewel meski sudah menyusu 1 jam, kotorannya berwarna gelap setelah berusia 5 hari, popok bayi diganti kurang dari 6 kali setiap 24 jam setelah berusia 5 hari.  Jika bayi menunjukkan tanda-tanda tersebut, ibu perlu memperhatikan asupan makanan dan pola hidup diri untuk memperbaiki produksi ASI.

Produksi ASI yang cukup secara kuantitas dan kualitas sangat bermanfaat bagi bayi, karena antibodi dalam ASI membantu bayi melawan virus dan bakteri, dapat menurunkan risiko bayi menderita asma atau alergi, dan memungkinkan bayi tumbuh dengan berat badan ideal dan terhindar dari obesitas. Salam sehat

Penulis: Nur Rochmah, Yuni Hisbiyah, Rayi Kurnia P, Muhammad Faizi

Jurnal: https://www.ijscia.com/wp-content/uploads/2022/10/Volume3-Issue5-Sep-Oct-No.345-754-757.pdf