Myxosporidiosis adalah infeksi disebabkan oleh myxosporean yang merupakan kelompok parasit multiseluler mikroskopis yang menginfeksi terutama ikan yang menjadi semakin penting dalam beberapa tahun terakhir sebagai penyebab kerugian ekonomi dalam akuakultur (Pengalengan dan Okamura, 2004). Studi saat ini terhadap siklus hidup myxozoan menunjukkan siklus tidak langsung dengan bentuk alternatif myxosporean di ikan dan tahap actinosporean di oligochetes (Lom dan Dykova, 2006). Dalam beberapa studi, organisme mirip myxozoan yang tidak dikenal terlihat pada beberapa brush border usus ikan. Scraping dari mukosa usus ikan pada daerah yang terinfeksi membuktikan adanya myxosporean, yang kemudian dikonfirmasi dengan pemeriksaan histologi usus. Studi ini dilakukan untuk mendeteksi keberadaan myxosporean pada ikan air tawar (ikan mas) melalui pemeriksaan histomorfologi.
Berdasarkan keberadaan myxosporean di jaringan usus, parasit ini disebut sebagai epi-epitel myxosporean. Keunikan parasit itu hanya diamati di epi-epitel lapisan pada mukosa usus dan tidak terlihat di salah satu lapisan lain dari jaringan usus. Namun, beberapa tahap perkembangan parasit terlihat pada mukosa usus pada lapisan yang lebih dalam dan di membran basement tanpa kerusakan dan lesi jaringan tempat perkembangan parasit, sementara keberadaan dan temuan parasit dalam lumen usus jarang terjadi. Itu karakter unik dari kelompok myxosporean terletak di sepanjang epitel usus, dimana intensitas keberadaan parasit dalam usus kecil lebih rendah daripada di sekum. Di dalam mukosa usus, parasit diamati dalam epitel dan tampaknya terletak antara sel-sel epitel di interseluler. Sel-sel yang ada di jaringan yang terinfeksi terlihat adanya proliferasi stadium sporogonik parasit yang merupakan karakteristik myxosporean (Lom dan Dyková, 2006).
Parasit myxosporean diamati pada penelitian ini diidentifikasi sebagai epi-epitel myxosporean seperti kebanyakan myxosporidiosis yang sebelumnya banyak ditemukan di budidaya ikan air tawar di wilayah Mediterania (Tun et al., 2002) dan budidaya spesies ikan air tawar yang lain (Padros et al., 2001). Sebagai bagian dari karakter parasit myxosporean, pada suhu air yang tinggi tidak hanya meningkatkan pertambahan berat ikan budidaya, tetapi juga meningkatkan kerentanan parasit myxosporean untuk berkembang dengan cepat (Rigos et al., 1999). Wabah myxosporosis pada ikan ditemukan meningkat selama musim panas saat suhu air naik di atas 20°C (Yanagida et al., 2006). Kehadiran parasit myxosporean di usus ikan mas melalui pemeriksaan histopatologi dikonfirmasi pada beberapa budidaya ikan mas di Surabaya dan terindikasi parasit menginfeksi secara meluas dari villus ke villus, berasal dari area awal yang terinfeksi kemungkinan area caecum. Pengamatan kasar dan nekropsi dilakukan dan jaringan usus yang difiksasi untuk studi histopatologis tidak ada kelainan yang diamati pada tubuh permukaan semua ikan mas yang dikumpulkan. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa infeksi parasit myxosporean dari kelompok epi-epitel myxosporean tidak selalu diawali dengan kelainan dan perubahan yang terjadi pada permukaan tubuh ikan yang dapat diamati. Berdasarkan kondisi tersebut, hal yang perlu diperhatikan adalah pada budidaya ikan air tawar dan budidaya ikan pada umumnya untuk selalu mengontrol suhu air kolam budidaya agar dapat menekan kemungkinan terjadinya infeksi parasit myxosporean terutama di wilayah budidaya ikan yang relatif panas seperti Surabaya dan negara-negara yang beriklim tropis seperti Indonesia.
Penulis: Muchammad Yunus, Agus Sunarso dan Agus Wijaya
ARTIKEL ILMIAH POPULER dari artikel yang dipublikasikan pada: The Indian Veterinary Journal (Indian Vet. J., February 2023, 100 (2) : 30 – 32) dengan title:
Histopathological Changes due to Myxosporean Infection in the Intestine of Fresh Water Goldfish (Carassius auratus)
link artikel:
https://ivj.org.in/journal-article-viewer/66d0b571-1fe4-4aeb-9fda-ab9e97f9dc2c/