Septikemia hemoragik (HS) adalah penyakit septikemia akut yang terutama menyerang sapi dan kerbau. Penyakit ini sangat fatal dan menyebabkan angka kesakitan dan kematian yang signifikan dalam industri peternakan, khususnya di negara-negara Asia dan Afrika. Penyakit ini disebabkan oleh serotipe tertentu dari coccobacillus Pasteurella multocida Gramnegatif, yang terutama hidup berdampingan di nasofaring hewan sebagai komensal. Berbagai serotipe P. multocida dikaitkan dengan sekelompok penyakit yang secara kolektif disebut sebagai “pasteurellosis”. Seringkali, P. multocida berfungsi bersamaan dengan penyakit bakteri, virus, atau parasit lainnya atau memainkan peran pendukung dalam patofisiologi penyakit.
Office International des Epizooties mengklasifikasikan HS sebagai penyakit Jadwal B karena penyakit ini terkait dengan wabah pasteurellosis primer dengan tingkat kematian 100% pada hewan yang terinfeksi di daerah endemis Afrika dan Asia. Penyakit ini memiliki indeks global yang tinggi dan membatasi kesehatan hewan bagi petani yang kurang mampu. Namun, HS merupakan pasteurellosis primer yang hanya dapat diperbanyak pada spesies inang yang rentan menggunakan kultur murni dari agen penyebab. Hal ini serupa dengan galur Salmonella tertentu yang menyebabkan bentuk salmonellosis tertentu pada spesies inang, seperti demam tifoid.
Kerbau memiliki bentuk penyakit yang lebih parah dengan indikasi klinis yang jelas, sehingga secara umum mereka lebih rentan terhadap HS dibandingkan sapi. Lebih jauh, laporan atau dugaan menunjukkan adanya P. multocida pada sapi Bali, unta, babi, keledai, kambing, domba, yak, kuda, dan unggas. Kondisi peternakan yang tidak sehat lebih mungkin menyebabkan penyakit ini. Tanda-tanda klinis HS meliputi pembesaran submandibular bersamaan dengan demam, kehilangan nafsu makan, keluarnya cairan dari hidung, peningkatan produksi air liur, dan kesulitan bernapas. Gejala klinis biasanya muncul dengan cepat selama beberapa jam hingga beberapa hari. Pemulihan jarang terjadi karena penyakitnya berlangsung singkat dan hanya sejumlah kecil hewan yang dapat menerima perawatan tepat waktu.
Beberapa wilayah di Asia, Afrika, Timur Tengah, dan Eropa Selatan termasuk dalam distribusi geografis HS. Distribusinya dipengaruhi oleh metode peternakan, spesies hewan yang dipelihara, dan iklim. Karena banyaknya sapi dan kerbau di Asia, yang diperlukan untuk produksi susu dan tenaga penggerak, penyakit ini memiliki implikasi ekonomi yang signifikan. Fakta bahwa jumlah sapi dan kerbau di Afrika lebih sedikit dan penyakit hewan lainnya mengakibatkan kerugian finansial yang tidak terlalu signifikan juga membuat penyakit ini kurang signifikan di sana. Di tempat-tempat endemis, wabah lebih mungkin terjadi selama musim hujan, ketika organisme dapat menyebar lebih mudah, dan hewan muda lebih rentan terhadap penyakit. Di seluruh lingkungan tempat hewan tidak memiliki kekebalan, penyakit serius umum terjadi di semua kelompok umur.
Pemilik hewan biasanya takut dengan HS karena penyakit ini diketahui sebagai masalah dalam bisnis peternakan. Tujuan dari tinjauan ini adalah untuk menjelaskan etiologi, sejarah, epidemiologi, patogenesis, faktor virulensi, patologi, gejala klinis, diagnosis, diagnosis banding, penularan, dampak ekonomi, potensi zoonosis, pengobatan, vaksinasi, dan pengendalian HS. Dengan demikian, penelitian ini memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pemahaman yang ada tentang HS dan meningkatkan kesadaran masyarakat dan profesional veteriner tentang risiko yang terkait dengan penyakit HS dan pentingnya diagnosis dan pengobatan yang cepat.
Artikel review ini disusun berdasarkan kolaborasi penulisan antara Tita Damayanti Lestari, Aswin Rafif Khairullah, Ratna Damayanti, Sri Mulyati, Rimayanti Rimayanti, Tatik Hernawati, Suzanita Utama, Bantari Wisynu Kusuma Wardhani, Syahputra Wibowo, Dea Anita Ariani Kurniasih, Ilma Fauziah Ma’ruf, Ikechukwu Benjamin Moses, Ertika Fitri Lisnanti, Riza Zainuddin Ahmad, Ima Fauziah, Nina Amalia, Kartika Afrida Fauzia, Muhammad Khaliim Jati Kusala. Artikel ini telah terbit pada Open Veterinary Journal (http://dx.doi.org/10.5455/OVJ.2025.v15.i2.3) pada 28 Februari 2025. Open Veterinary Journal merupakan jurnal internasional bereputasi dengan CiteScore 1,4; Highest percentile 46% (Q3, 104/194), SJR 0.331, dan SNIP 0.569.
Penulis: Prof. Dr. Tita Damayanti Lestari, drh., M.Sc.
Lestari, Tita Damayanti1*; Khairullah, Aswin Rafif2; Damayanti, Ratna3; Mulyati, Sri1; Rimayanti, Rimayanti1; Hernawati, Tatik1; Utama, Suzanita1; Wardhani, Bantari Wisynu Kusuma4; Wibowo, Syahputra5; Kurniasih, Dea Anita Ariani6; Ma’ruf, Ilma Fauziah4; Moses, Ikechukwu Benjamin7; Lisnanti, Ertika Fitri8; Ahmad, Riza Zainuddin2; Fauziah, Ima2; Amalia, Nina9; Fauzia, Kartika Afrida10,11; Kusala, Muhammad Khaliim Jati2. Hemorrhagic septicemia: A major threat to livestock health. Open Veterinary Journal 15(2): 519-532, February 2025 | DOI: 10.5455/OVJ.2025.v15.i2.3