Universitas Airlangga Official Website

Status Gizi, Prediktor Lama Tinggal di RS Pada Pasien Covid-19

Status Gizi, Prediktor Lama Tinggal di RS Pada Pasien Covid-19
Ilustrasi Pasien Rawat Inap (sumber: Tribunnews)

COVID-19 muncul sebagai krisis kesehatan global yang baru. Meskipun kini tidak lagi berstatus darurat kesehatan masyarakat, virus ini masih menjadi tantangan kesehatan global. Oleh karena itu, memahami faktor-faktor yang mempengaruhi lama rawat inap sangat penting untuk dipertimbangkan dalam perencanaan kapasitas rumah sakit. Sementara itu, semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa obesitas adalah salah satu kondisi paling umum yang dikaitkan dengan COVID-19. 

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Nadhiroh dkk dan diterbitkan pada Jurnal Ners edisi Mei 2024, menemukan bahwa  status gizi menjadi salah satu prediktor lama tinggal di RS pada pasien COVID-19.  Adapun partisipan penelitian ini adalah pasien COVID-19 dengan gejala ringan hingga sedang yang terdaftar di Rumah Sakit Darurat COVID-19, Jawa Timur, pada November 2020 hingga Januari 2021. Sejumlah 2.850 pasien yang datanya diambil dari rekam medis, dilakukan analisis the Chi-square automatic interaction detection (CHAID) algorithm untuk  data indeks massa tubuh (IMT), jumlah hari rawat inap, gejala yang dialami, penyakit penyerta yang diderita, usia dan jenis kelamin.  IMT digunakan untuk menentukan status gizi, diperoleh dari perhitungan berat badan dalam satuan kilogram dibagi dengan tinggi badan dalam satuan meter kuadrat.

Hasilnya, sebagian pasien mengalami overweight (34,6%) dan obesitas (17,2%). Hanya sedikit pasien memiliki penyakit penyerta seperti hipertensi (11,6%) dan diabetes melitus (4,1%). Model prediksi lama tinggal menunjukkan bahwa IMT  adalah prediktor utama lama tinggal pasien COVID-19. IMT yang lebih tinggi terbukti memperpanjang lama tinggal pada pasien dengan gejala ringan hingga sedang. Selain IMT, jenis kelamin (terutama pria) dan gejala (terutama demam) juga diindikasikan sebagai prediktor lama tinggal COVID-19.  Lama tinggal lebih panjang juga terlihat pada pasien dengan IMT kurang dari 18,5 (underweight), dan pada pasien yang menderita pilek dan flu.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa status gizi merupakan salah satu prediktor lama tinggal di RS  pada pasien COVID-19. Memiliki IMT yang lebih tinggi cenderung memperpanjang lama tinggal, terutama pada pria dan mengalami demam.

Penulis: Siti Rahayu Nadhiroh

Akses lengkap artikel ada pada link berikut: http://dx.doi.org/10.20473/jn.v19i2.53973

Baca juga: Penggantian Lengkung Aorta dengan Diseksi Aorta Stanford A Debakey I