Universitas Airlangga Official Website

Hubungan antara Resiliensi, Sumberdaya Koping dan Kesejahteraan Psikologis dengan Stress Kusta sebagai Prediktor pada Penderita Kusta

Foto oleh Flickr

Penderitaan yang dirasakan oleh orang dengan kusta, melampaui penyakitnya sendiri, sehingga penderita kusta dihadapkan pada perasaan depresi  dan problem  kesejahteraan mental yang buruk. Sebagai pertahanan kesehatan mental, kesejahteraan psikologis berorientasi pada perluasan pikiran positif dan mempersempit ruang gerak pikiran negative serta mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki dalam meningkatkan harapan hidup yang lebih baik, karena individu yang sejahtera, teridentifikasi dengan merasa bebas terhadap tuntutan yang menekan, dan ini dapat digunakan sebagai faktor penyangga terhadap kepatuhan pengobatan oleh penderita kusta. 

Data dikumpulkan dari 125 penderita kusta si RSUD Dr. Sotomo Surabaya dengan menggunakan convinience sampling untuk menjangkau penderita kusta sebagai peserta. Peserta yang terlibat dalam penelitian ini umumnya adalah laki-laki dan telah dewasa. Empat ukuran laporan diri telah diselesaikan secara anonym, yaitu Skala Psychological well-being, Perceived Stress leprosy scale, Resillience dan The Coping Resources Inventory for Stress leprosy, yang memerlukan waktu 12 sampai 20 menit untuk menyelesaikan pengisian kuesioner.

Stress memiliki peran yang sangat signifikan sebagai prediktor dalam hubungan antara resiliensi dan kesejahteraan psikologis berdasarkan desain korelasi ini, yang berarti bahwa hasil penelitian ini sesuai dengan apa yang dirasakan oleh seseorang bahwa memiliki tingkat resiliensi yang tinggi dapat menurunkan kondisi stress sehingga dapat membantu melaporkan evaluasi lebih positif tentang kesejahteraan psikologis yang memiliki dimensi afektif dalam kehidupan.

Secara khusus resillience dan resources koping berkontribusi maksimal dalam penurunan stres kusta dan sangat berhubungan kesejahteraan psikologis, dan perasaan stres kusta yang menurun mampu meningkatkan kesejahteraan psikologis.

Dengan demikian, resillience dan coping resources menjadi factor penyangga dalam mencegah berkembangnya serangan mental, dan ini mampu meningkatkan kesejahteraan psikologis bagi penderita kusta. Ini sangat dimungkinkan, karena selama hidupnya penderita kusta selalu mendapat label “orang dengan kusta”, sehingga mereka merasa jauh dari rasa bahagia dan sejahtera, yang secara umum sangat rentan terhadap perlindungan psikologis. Dan akhirnya resillience dan sumber daya koping mampu menurunkan stres kusta, dan ini terbukti dapat meningkatkan kesejahteraan psikologis mereka

Penelitian ini memberikan beberapa kontribusi penting untuk literatur yang ada tentang peran yang sangat penting dalam memberantas penyakit kusta melalui penggunaan psikologi positif (seperti resiliensi, sumber daya koping, stress dan kesejahteraan psikologis) sebagai bagian yang tidak dipisahkan dengan pengobatan definitive. Layanan konseling dan kedokteran klinik, kedokteran keluarga dan profesional lainnya harus mempertimbangkan peran stress dan mengembangkan program psiko-edukasi untuk meningkatkan kesejahteraan. Selain itu, risiliensi  dan sumber daya koping adalah produk dari psikologi positif yang dapat dipelajari dan diidentifikasi sebagai program intervensi untuk masalah-masalah psikologis, selain masalah klinis. Oleh karena itu, program pengobatan untuk penyembuhan penyakit kusta seharusnya juga diimbangi dengan program konseling yang bertujuan untuk meningkatkan resiliensi dan mengidentifikasi seluruh sumber daya koping yang dimiliki, sehingga dapat menjadi metode yang efektif untuk mengurangi stress kusta dan meningkatkan kesejahteraan psikologis, dan ini digunakan sebagai pendamping dari kedokteran klinik untuk mempercepat kesembuhan.

Penulis: Abd.Nasir, S.Kep.Ns., M.Kep

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://doi.org/10.1016/j.cegh.2021.100890

Abd Nasir, Susilo Harianto, Cucuk Rahmadi Purwanto, Iswatun, Retno Indrawati, Makhfudli, Rohmana, Ernawati, Primasari M. Rahmawati, I.Putu.G.Y.S. Putra (2021), The outbreak of COVID-19: Resilience and its predictors among parents of schoolchildren carrying out online learning in Indonesia. Clinical Epidemiology and Global Health 12 (2021)100890

Abd Nasir, Ah Yusuf, Muhammad Yulianto Listiawan, Makhfudli Makhfudli, Hafna Ilmy Muhalla, Andri Setiya Wahyudi, Abdul Muhith

https://doi.org/10.1016/j.cegh.2022.101151

http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/

alamat link:

https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2213398422001932

https://reader.elsevier.com/reader/sd/pii/S2213398422001932?token=05D204090A5B48371DA7792450E9D15CAD8B3FC496FF2785DDA21A7396FD86BBC73821716A7CC39B23E777B0CCB92723&originRegion=eu-west-1&originCreation=20221021041156https://www.researchgate.net/publication/364089912_Relationship_between_resilience_coping_resources_and_psychological_well-being_with_stress_of_leprosy_as_a_predictor_A_correlation_study_through_the_structural_equation_models