Universitas Airlangga Official Website

Kesejahteraan Psikologis Gen Z Pengguna Media Sosial: Peran Harga Diri, Ketergantungan Media Sosial dan Motif

Foto by ERIFO

Remaja yang tumbuh di era digital umumnya dikenal sebagai Generasi Z atau Gen Z, yaitu generasi yang tumbuh secara online dan menjalani sebagian besar waktunya dengan mengakses internet dan media sosial melalui berbagai perangkat teknologi digital. Berbagai data statistik menunjukkan bagaimana tingginya penggunaan Internet dan media sosial oleh Gen Z. Penelitian Rideout dan Robb (2018) menemukan bahwa lebih dari 92% Gen Z menggunakan platform media sosial, di mana  70%   menggunakannya   lebih   dari   sekali  sehari,  38% menggunakannya beberapa kali dalam satu jam, dan 16% menggunakannya hampir terus menerus. Ahmed (2019), mengungkapkan bahwa lebih dari setengah Gen Z mengakses berbagai media sosial beberapa kali sehari, sementara 1 dari 5 Gen Z mengaku mengakses media sosial setiap jam dalam sehari.

Tingginya tingkat penggunaan media sosial oleh Gen Z menarik minat para ahli untuk meneliti bagaimana perilaku penggunaan media sosial dan dampaknya bagi remaja, khususnya pada aspek kesejahteraan psikologis. Namun, penelitian sebelumnya terkait penggunaan media berbasis internet masih memberikan hasil yang tidak konsisten. Sejumlah laporan hasil penelitian mengungkapkan bahwa media sosial bermanfaat bagi perkembangan psikososial dan kesejahteraan psikologis remaja.

Dalam penelitian ini, motif remaja menggunakan media sosial diuji sebagai moderator dalam hubungan antara ketergantungan media sosial dan kesejahteraan psikologis. Hal ini sebagaimana riset dari Rae dan Lonborg (2015) yang menunjukkan bahwa motif individu menggunakan Facebook memoderasi hubungan antara penggunaan Facebook dan kesejahteraan psikologis, dimana individu cenderung memiliki kesejahteraan psikologis yang lebih tinggi ketika penggunaan Facebook dimotivasi oleh keinginan untuk  memelihara hubungan sosial. Motif yang diteliti pada penelitian ini berfokus pada dua jenis motif utama yang mendorong penggunaan media sosial individu, yaitu: motif untuk memelihara hubungan yang ada dan motif untuk bertemu orang baru dan bersosialisasi (Ellison et al., 2007; Joinson, 2008). Selanjutnya, berbagai literatur dan hasil penelitian menunjukkan bahwa harga diri yang tinggi akan meningkatkan kesejahteraan psikologis (Enwere & Mbakwe, 2021; Nwankwo et al., 2015; Paradise & Kernis, 2002).

Secara ringkas, hipotesis dalam penelitian ini adalah (H1) ketergantungan media sosial berperan sebagai mediator dalam hubungan antara harga diri dan kesejahteraan psikologis; (H2) motif memelihara hubungan yang ada berperan sebagai moderator yang mempengaruhi hubungan ketergantungan media sosial dan kesejahteraan psikologis; (H3) motif bertemu orang baru dan bersosialisasi berperan sebagai moderator yang mempengaruhi hubungan ketergantungan media sosial dan kesejahteraan psikologis.

Partisipan dalam penelitian ini adalah 647 remaja Gen Z di Kota Mataram, dengan rentang usia 12-21 tahun (Mean = 16,12 dan SD = 2,19), terdiri dari 43,59% laki-laki dan 56,41% perempuan. Pengambilan data dilakukan secara online menggunakan google form. Hampir semua partisipan melaporkan memiliki lebih dari satu akun media sosial. Rata-rata partisipan menggunakan media sosial selama 3,5 tahun, dimana rata-rata waktu yang dihabiskan adalah 6-7 jam sehari.

Studi ini mencakup kesejahteraan psikologis, harga diri, ketergantungan media sosial, dan motif memelihara hubungan yang sudah ada, dan motif bertemu orang baru serta bersosialisasi. Partisipan diminta untuk melengkapi instrumen laporan diri terkait masing-masing variabel. Kesejahteraan psikologis diukur dengan menggunakan skala adaptasi Mental Health Inventory (MHI-18) dari Veit and Ware (1983). Harga diri diukur dengan menggunakan Rosenberg Self-Esteem Scale (Rosenberg, 1965). Selanjutnya, ketergantungan media sosial diukur menggunakan Online Social Network Dependency Scale yang dikembangkan oleh Thadani dan Cheung (2011. Pengukuran motif penggunaan media sosial yaitu motif memelihara hubungan yang sudah ada dan motif bertemu orang baru serta bersosialisasi dilakukan dengan menggunakan kedua dimensi tersebut pada Social Media Usage Motives Scale (Horzum, 2016).

Hasil penelitian ini menegaskan peran ketergantungan media sosial sebagai mediator hubungan antara harga diri dan kesejahteraan psikologis. Peran mediasi ketergantungan media sosial bersifat parsial, artinya ada hubungan yang lebih substansial antara harga diri dan kesejahteraan psikologis. Namun, ketergantungan media sosial tidak dapat diabaikan karena perannya dalam memediasi hubungan antara harga diri dan kesejahteraan psikologis. Temuan ini semakin memperkuat hasil penelitian sebelumnya bahwa harga diri merupakan faktor krusial yang mempengaruhi kesejahteraan psikologis remaja dengan tetap memperhatikan peran mediator ketergantungan media sosial.

Hasil selanjutnya dari penelitian ini menunjukkan bahwa peranan motif penggunaan media sosial dalam hal ini motif memelihara hubungan yang sudah ada dan motif bertemu orang baru dan bersosialisasi merupakan moderator yang signifikan dalam mempengaruhi hubungan ketergantungan media sosial dan kesejahteraan psikologis. Kedua motif tersebut memiliki efek yang berbeda: motif untuk memelihara hubungan yang ada memperkuat hubungan negatif antara ketergantungan media sosial dan kesejahteraan psikologis, sedangkan motif bertemu orang baru dan bersosialisasi memperlemah hubungan negatif antara ketergantungan media sosial dan kesejahteraan psikologis. Namun demikian, hasil terkait dengan motif bertemu orang baru dan bersosialisasi dalam melemahkan hubungan antara ketergantungan media sosial dan kesejahteraan psikologis bukannya tanpa risiko. Kenyamanan yang didapat di media sosial dengan orang-orang baru yang dianggap cocok belum tentu berbanding lurus dengan situasi yang akan dihadapi dalam jangka panjang. Pengguna remaja mungkin terjebak dalam hubungan dan situasi yang tidak diinginkan, seperti kejahatan, penipuan, atau situasi berbahaya lainnya.

Penulis: Dr. Era Mutiara Pertiwi

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://doi.org/10.23917/indigenous.v7i3.19851

Pertiwi, E.M., Suminar, D.R. & Ardi, R. (2022). Psychological well-being among Gen Z social media users: Exploring the role of self-esteem, social media dependency as mediator and social media usage motives as moderator. Indigenous: Jurnal Ilmiah Psikologi, 7(3). 205-219. doi: https://doi.org/10.23917/indigenous.v7i3.19851