Universitas Airlangga Official Website

Peran Kecerdasan Budaya dalam Meningkatkan Kemampuan Kerja Tim

ILUSTRASI iklim kerja. (Foto: Istimewa)
ILUSTRASI iklim kerja. (Foto: Istimewa)

Kehadiran individu dari beragam budaya dan negara yang bekerja bersama dalam tim telah meningkatkan eksistensi cara berpikir dan bertindak yang berbeda, yang memicu konflik sosial di antara mereka. Lingkungan yang beragam secara budaya telah menyebabkan masalah adaptabilitas di antara individu yang menghambat kemampuan kerja tim yang lebih baik. Untuk dapat bekerja secara efektif dalam lingkungan internasional, individu harus bertindak secara tepat, memahami, dan menerima nilai serta norma satu sama lain, yang berpotensi meningkatkan kemampuan kerja tim.

Studi sebelumnya mengakui kecerdasan budaya (Cultural Intelligence/CQ), yang merujuk pada kemampuan individu untuk bertindak, berinteraksi, dan berfungsi dengan baik, yang diperlukan untuk mengatasi masalah keberagaman budaya. CQ membimbing orang untuk mengenali nilai-nilai, karakteristik, dan perilaku agar bisa beradaptasi dengan lingkungan baru. Oleh karena itu, meningkatkan kecerdasan budaya individu penting dalam lingkungan yang beragam secara budaya untuk menghindari kesalahpahaman dan konflik, mendukung interaksi yang tepat, dan meningkatkan kemampuan kerja tim.

Namun, pengaruh kecerdasan budaya terhadap kemampuan kerja tim belum dijelaskan dengan baik. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa CQ memainkan peran penting dalam membentuk kemampuan individu untuk beradaptasi dalam lingkungan yang beragam budaya. Namun, masih ada kesenjangan pengetahuan tentang pengaruh CQ terhadap kemampuan individu untuk beroperasi secara efektif dalam pengaturan tim.

Menurut teori identitas sosial, partisipasi yang lebih besar dalam munculnya pemimpin dan identifikasi relasional harus ada. Hal ini mendorong individu untuk mengembangkan hubungan yang lebih kuat satu sama lain dan membuat mereka memahami arti dari hubungan peran mereka, yang pada gilirannya membantu meningkatkan identifikasi relasional. Individu yang dapat memahami hubungan peran di antara anggota grup mewakilinya secara implisit dan mempromosikan identifikasi sosial melalui pemahaman yang lebih baik tentang kelompok itu sendiri.

Penelitian ini mengkonfirmasi bahwa individu dengan tingkat kecerdasan budaya yang tinggi mungkin sangat mengakui prinsip-prinsip anggota grup lain dan mampu memahami serta menerima hubungan peran orang lain sebagai hasil dari kesadaran budaya, adaptabilitas, dan kemampuan komunikasi, interaksi, dan pemahaman terhadap orang lain dalam lingkungan yang beragam budaya. Kesatuan dan koneksi antar anggota juga meningkat ketika seseorang mampu menyerap nilai-nilai hubungan peran dari anggota grup lainnya.

Orang-orang dapat membentuk kasih sayang yang dalam satu sama lain, mengakui pemimpin yang muncul di dalam grup, dan bahkan diakui sebagai pemimpin yang muncul di dalam grup. Ketika ada pemimpin yang muncul di dalam grup atau ketika menjadi jelas siapa di antara anggota grup yang memiliki potensi untuk menjadi pemimpin yang muncul. Grup dapat mendapatkan kembali kendali, dan alokasi tugas di antara anggota juga dapat menjadi lebih terorganisir. Sebagai hasilnya, tujuan grup mungkin lebih mudah dicapai, sementara kinerja tim dan kemampuan kerja tim juga meningkat. Oleh karena itu, penelitian ini membuktikan bahwa munculnya pemimpin dan identifikasi relasional keduanya memediasi hubungan antara kecerdasan budaya dan kemampuan kerja tim.

Studi ini menawarkan pandangan yang akurat dan jelas kepada individu tentang pentingnya memiliki tingkat kecerdasan budaya yang signifikan dalam pengaturan yang beragam. Selain itu, penelitian ini menjelaskan berbagai dimensi dan faktor yang berkontribusi pada pencapaian tingkat kecerdasan budaya yang tinggi, identifikasi relasional, munculnya pemimpin, dan kemampuan kerja tim.

Pelatihan dalam kesadaran budaya dapat diberikan oleh organisasi, yang memiliki kemampuan untuk meningkatkan metakognisi budaya, kognisi, motivasi, dan CQ perilaku individu yang menerima pelatihan. Selain itu, perusahaan dapat memberikan kesempatan bagi karyawan mereka untuk mendapatkan pengalaman global. Misalnya, memungkinkan karyawan untuk bekerja di berbagai negara atau terlibat dalam berbagai inisiatif global. Dengan memahami pentingnya kecerdasan budaya dan bagaimana hal itu memengaruhi kemampuan kerja tim, organisasi dapat merancang strategi yang lebih baik untuk mengelola keragaman budaya dan memperkuat kinerja tim secara keseluruhan.

Penulis: Jovi Sulistiawan, S.E., M.SM.

Baca juga: Executive Talk Ulas Urgensi Kepemimpinan dan Kerja Tim