Akne vulgaris merupakan penyakit berupa peradangan kronis pada folikel pilosebaceous dengan penyebab multifaktorial dan manifestasi klinis berupa komedo, papula, pustula, nodul, dan kista. Akne vulgaris memiliki prevalensi 85% pada rentang usia 18-25 tahun. Penyebab akne vulgaris bersifat multifaktor, antara lain faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik meliputi genetika, ras, dan hormon. Kemudian untuk faktor ekstrinsik yang mempengaruhi yaitu stres, kelembaban, kosmetik, pola makan dan penggunaan obat-obatan.1
Setidaknya terdapat empat faktor yang telah ditemukan sebagai patofisiologi utama penyebab acne vulgaris, antara lain hiperproliferasi folikel epidermis, produksi sebum, kolonisasi Cutibacterium acnes (sebelumnya dikenal sebagai Propionibacterium acnes) dan respon inflamasi.2,3 Terlepas dari Dari faktor patogenesis tersebut, terdapat juga beberapa faktor yang dapat memicu dan memperparah akne vulgaris, antara lain makanan tinggi glisemik, makanan harian, dan faktor hormonal.4,5 Akne vulgaris dan sekuelnya dapat berdampak negatif pada fisik, mental, dan hubungan interpersonal pasien dengan orang lain.
Pada penelitian ini, faktor hormonal mempengaruhi keparahan acne vulgaris sebesar 70%. Angka tersebut cukup tinggi dan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain karena mayoritas subjek berjenis kelamin perempuan dan mayoritas berusia 17-25 tahun, atau remaja.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh faktor hormonal dan derajat keparahan akne, dapat disimpulkan bahwa faktor hormonal berpengaruh nyata terhadap derajat keparahan akne vulgaris sebesar 70%.
Penulis : Dr.dr.Trisniartami Setyaningrum,Sp.KK(K)
Informasi lengkap dari artikel ini dapat dilihat pada tulisan kami di :
https://e-journal.unair.ac.id/BIKK/article/view/41618
The Effects of Hormonal Factor on the Degree of Acne Vulgaris Severity
Albertus Alarik L, Danti Nur Indiastuti, Linda Astari, Trisniartami Setyaningrum





